Berita Video Tribun Lampung
Menengok Keindahan Air Terjun Way Kalam Lampung Selatan, Dijamin Seru
Selain kaya keindahan pantainya, Lampung Selatan ternyata memiliki banyak air terjun tak kalah cantik.
Laporan Reporter Tribun Lampung Dennish Prasetya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Membicarakan Kabupaten Lampung Selatan, tentu tak akan pernah lepas akan keindahan pantai-pantainya yang sudah amat dikenal.
Apalagi daerah yang merupakan gerbang pintu masuk dari dan menuju Pulau Sumatera dari Pulau Jawa ini memiliki garis pantai yang sangat panjang, mulai dari Pantai Timur Lampung, Selat Sunda, hingga menuju Teluk Lampung.
Baca: Inilah Deretan Seleb Berhati Mulia, Putuskan Adopsi Anak dengan Alasan Menginspirasi
Tapi, selain kaya keindahan pantainya, Lampung Selatan ternyata memiliki banyak air terjun tak kalah cantik. Air terjun ini "berserak" di kaki Gunung Rajabasa yang begitu kokoh berdiri di sini. Salah satunya Air Terjun Way Kalam.
Baca: Unik, Satu Keluarga Ini Punya Wajah Mirip Boneka Barbie, Begini Penampakannya
Tribun Lampung bersama beberapa teman dari Lemes Traveler beberapa waktu lalu mengunjungi air terjun yang berada di Desa Way Kalam, Penengahan, Lampung Selatan dengan mengendarai motor.
Menurut penuturan warga, karena letaknya di Desa Way Kalam, maka air terjun cantik ini oleh masyarakat diberi nama Air Terjun Way Kalam. Nama itu juga bisa diartikan dari bahasa Lampung.
Way berarti air dan kalam berarti batu ampo (cadas). Sehingga bila diartikan Way Kalam adalah air yang keluar dari batu cadas. Atau juga bisa berarti Way berarti air dan kalam dari bahasa Arab berarti berbicara. Maka bila diartikan jadi air yang berbicara.
Akses menuju ke sana sangatlah mudah. Sebab, telah tersedia petunjuk arah yang sangat jelas menuju ai terjun. Dari Bandar Lampung arahkan kendaraan menuju Bakauheni. Sampai di daerah Penengahan, belok ke kanan jalan mengikuti jalan aspal mulus. Lalu perhatikan plang petunjuk arah menuju Way Kalam. Dari Kota Kalianda, jarak ke sini sekitar 15 kilometer saja.
Hingga sampai di Desa Banjarmasin. Di sini suasana sangat berbeda. Kesejukan daerah pegunungan sangat terasa. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Way Kalam. Di sini jalanan didominasi tanjakan. Meski begitu, pemandangan yang tersaji di depan mata sangat indah. Sebab, kita bisa melihat lautan biru di kejauhan.
Kemudian, jalanan berubah onderlagh dan banyak yang rusak. Di kanan kiri terdapat perkebunan milik warga. Setelah itu, kita akan melewati setapak beton yang menembus perkebunan kopi warga. Jalanan ini meliuk-liuk laksana ular. Sehingga dibutuhkan kecekatan dalam berkendara. Sebab, apabila salah sedikit maka akan bisa berakibat fatal.
Barulah setelah itu pengunjung akan tiba di ujung jalan beton. Di sini terdapat gerbang sederhana dan beberapa pondokan untuk tempat istirahat. Terlihat beberapa pemuda yang tergabung dalam Pokdarwis mulai mengelola tempat ini. Setelah parkir dan membayar tiket masuk, dilanjutkan dengan tracking.
Jalanan setapak menurun langsung menghadang. Meski sudah dibuat pegangan serta di beberapa bagian sudah di semen dan dibuat tangga kayu, namun tetap butuh kehati-hatian.
Terlebih bila hujan, maka jalan setapak ini akan licin. Butuh waktu sekitar 20 menitan untuk menuruni anak tangga ini. Namun, oleh pihak Pokdarwis sudah dibuatkan gazebo yang bisa digunakan beristirahat saat turun dan menaiki anak saat akan kembali.