CPNS 2018 Prioritaskan Formasi Guru dan Tenaga Kesehatan
Asman Abnur menuturkan bahwa pendaftaran CPNS akan diprioritaskan di dua sektor utama, yakni pendidikan dan kesehatan.
lihat foto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah akan kembali membuka pendaftaran calon pegawai negeri sipil (PNS) untuk tahun 2018.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur menuturkan bahwa pendaftaran CPNS akan diprioritaskan di dua sektor utama, yakni pendidikan dan kesehatan.
Baca: Diguyur Rp 5 Miliar, Dinas PU Bandar Lampung Keruk 6 Sungai Bulan Ini
"Tahun 2018 kami membuka ke seluruh kementerian, lembaga, dan daerah tapi khusus di bidang utama, kesehatan dan pendidikan," ujar Asman saat ditemui di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (4/3/2018).
Menurut Asman, saat ini sebaran tenaga pendidik dan kesehatan tidak merata.
Baca: Mahasiswa Kaget Telat Sehari Saja Bayar UKT dan SPP Didenda Rp 150 Ribu
Mayoritas guru misalnya, masih terpusat di kota-kota besar.
Sementara daerah-daerah terpencil masih kekurangan tenaga pendidik.
Oleh sebab itu, kata Asman, nantinya tenaga pendidik dan kesehatan akan diprioritaskan berdasarkan daerah-daerah yang membutuhkan.
Baca: CPNS 2018, Bandar Lampung Ajukan 1.321 Guru, 482 Tenaga Kesehatan, dan 723 Tenaga Teknis
"Karena masih banyak guru yang terpusat di perkotaaan, jadi nanti kita fokus penyebaran guru di daerah terpencil," kata Asman.
Berdasarkan hasil analisis Pusat Data dan Statistik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016, sebaran kepala sekolah dan guru jenjang SMP di Indonesia belum merata ke seluruh wilayah, khususnya di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).
Selain itu, terdapat banyak kabupaten/kota dengan kategori wilayah 3T masih kekurangan kepala sekolah dan guru SMP berdasarkan pada standar indikator pendidikan nasional yang ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sementara itu, ada pekerjaan rumah bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memikirkan kualitas kepala sekolah dan guru yang sudah ada.
Analisis data menunjukkan, sebaran kepala sekolah dan guru yang berkualitas juga belum merata.(*)
