Tanpa Bantuan Pemerintah, Petambak Dipasena di Tulangbawang Swadaya Perbaiki Pintu Air
Para petambak udang di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulangbawang, merevitaliasi pintu-pintu air.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG ENDRA ZULKARNAIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG - Setelah merevitalisasi ratusan kilometer kanal-kanal inlet dan outlet, para petambak udang di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulangbawang, kini lanjut merevitaliasi pintu-pintu air.
Pintu-pintu itu merupakan tempat keluar masuknya air laut ke pertambakan.
Upaya perbaikan pintu-pintu air tersebut tak mengandalkan bantuan pemerintah. Para petambak menggarapnya secara swadaya.
Saat ini, kondisi pintu air di areal tambak Dipasena sudah rusak parah.
"Usianya sudah lebih dari 20 tahun. Sudah tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya," ujar A Rizal, panitia kerja rehabilitasi dan revitalisasi pintu-pintu air pertambakan bentukan Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu (P3UW) Lampung, akhir pekan lalu.
Sekitar 10 tahun terakhir, pertambakan udang Dipasena beroperasi secara mandiri oleh para petambak. Tanpa sistem kemitraan inti-plasma, sejak hengkangnya PT Aruna Wijaya Sakti.
Dampaknya, proses revitalisasi dan aktivitas pertambakan pun berjalan secara swadaya dan mandiri oleh petambak.
Bagi para petambak, keberadaan pintu-pintu air sangat vital bagi keberhasilan budidaya udang.
Rizal mengungkapkan, ada beberapa pintu air yang sangat membutuhkan perbaikan.
Di antaranya, pintu air Blok 4 di Kampung Bumi Dipasena Agung, pintu air Blok 7 di Kampung Dipasena Jaya, dan pintu air Blok 3 di Kampung Bumi Dipasena Utama.
"Bahkan di Blok 2 dan Blok 0 di Kampung Bumi Sentosa, sudah tidak ada lagi pintu airnya. Sudah lama rusak dan termakan abrasi," ujar Rizal.
"Kami kerjakan berdasarkan skala prioritas dan sesuai kemampuan keuangan kami. Sekarang, sedang kami revitalisasi pintu air di Blok 7 dan Blok 4," imbuhnya.
Dari hasil inventarisasi panitia kerja, proses revitalisasi pintu air Blok 7 berjalan cukup cepat dari jadwal kontrak.
"Insya Allah dalam waktu dekat selesai. Pengerjaannya sudah 80 persen. Untuk pintu air di Blok 4, masih 50 persen oleh dua kontraktor berbeda," jelas Ketua P3UW Lampung yang juga Kepala Kampung Bumi Dipasena Jaya Nafian Faiz.
Nafian menyebut total anggaran untuk perbaikan pintu-pintu air mencapai Rp 600 juta. Semua biaya ini, kata dia, hasil swadaya warga dan petambak.
"Ini murni swadaya anggota P3UW Lampung, dengan anggaran sebesar Rp 616.600.000. Pintu-pintu air lainnya akan kami perbaiki setelah ini selesai," tutur Nafian.