Meski Kerap Cium Bau Bangkai, Tetangga Tidak Curiga Jika Guru Ngaji Sudah Meninggal

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Warga Durian Payung digegerkan dengan penemuan mayat seorang guru ngaji di rumahnya yang terletak di belakang sekolah Madrasah Masarikul Anwar, Jalan Khairil Anwar, Tanjungkarang Pusat, Jumat (16/3/2018).

Saat ditemukan, kondisi jenazah Juharudin (60) sudah membusuk.

Menurut Ari (28), tetangga korban, pertama kali yang menemukan mayat Ustaz Juharudin adalah anaknya.

Baca: Kapolsek Minta Maaf ke Anak Saksi yang Tewas Saat Penggerebekan di Way Halim

Baca: Tragis! Belum Sepekan Dibangun, Jembatan Ambruk Timpa Delapan Mobil dan Empat Orang Tewas

Baca: Warga Bandar Lampung Diimbau Waspada, Empat Kecamatan Rawan Diare-DBD

"Nggak ada yang tahu, pertama kali yang menemukan adalah anak dan menantunya, sekitar jam 13.00 WIB," tuturnya.

Ari mengatakan, setelah menemukan orangtuanya tidak bernyawa, anaknya langsung teriak-teriak.

"Teriak-teriak tadi, setelah membuka pintu minta tolong," ujarnya.

Ketua RT 08, Lk 02, Kelurahan Durian Payung, Yanto membenarkan jika yang pertama kali mengetahui bahwa Juharudin meninggal dunia adalah anaknya.

"Anaknya curiga mencium bau busuk dari luar, setelah membuka pintu ternyata ayahnya sudah tergeletak di ruang tengah dan sudah meninggal, (dan jenazahnya) dalam kondisi membusuk," tutur Yanto.

Baca: Belajar dari George Peabody, Sosok Gigih dan Dermawan yang Diabadikan Google

Menurut Yanto, selama ini Jaharudin tinggal sendirian di rumahnya dan terkadang anaknya pulang menengok ayahnya.

Desi (44), salah satu warga Kelurahan Durian Payung mengaku sudah tiga hari yang lalu mencium bau busuk saat melewati kediaman Jaharudin.

Namun, warga mengira bau busuk tersebut berasal dari mayat hewan di sungai dekat rumah korban.