Suka Tidak Suka Warga Korpri Raya Diminta Dukung Pembangunan SUTT
Warga Kelurahan Korpri Raya dan Korpri Jaya, suka tidak suka diminta untuk mendukung pembangunan SUTT 150 KV PHI incomer Sukarame - Jatiagung.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Warga Kelurahan Korpri Raya dan Korpri Jaya, suka tidak suka diminta untuk mendukung pembangunan SUTT 150 KV PHI incomer Sukarame - Jatiagung.
Hal ini diungkapkan oleh Plt Lurah Korpri Jaya Udo Panji Ismoyo dalam Sosialisasi Pembangunan SUTT 150 Kv PHi incomer Sukarame bersama PLN di Aula Kantor Kelurahan Korpri Jaya, Rabu 28 Maret 2018.
Baca: Cara DJ Butterfly Buktikan Diri Bukan Seorang Transgender
Informasi yang dihimpun oleh Tribun Lampung, pembangunan SUTT (jaringan listrik 150 KV PLN) akan melintasi rumah warga yang ada di Korpri Raya dan Korpri Jaya. Untuk itu dilaksanakan sosialisasi pembangunan SUTT, namun sosialisi pertama batal, lantaran banyak warga yang menolak pembangunan ini. Sehingga dilaksanakan kembali sosialisasi yang kedua.
Baca: Hati Wanita Ini Hancur, Bidan yang Bantu Proses Persalinannya Buat Pengakuan Mengejutkan
"Ini adalah program pembangunan pemerintah, ini bukan kegiatan pribadi atau swasta tapi negara, jadi kami minta suka gak suka mendukung, karena ini Nawacita Presiden Joko Widodo," ungkapnya saat membuka Sosialisasi.
Udo pun meminta kepada masyarakat Korpri Jaya dan Korpri Raya untuk memahami bersama atas pembangunan SUTT.
"Kita paham bersama betapa susahnya gak ada listrik, oleh sebab itu kita harus pahami bersama, ini juga punya negara dan untuk hajat hidup bersama tapi kebetulan melewati rumah atau lahan milik warga," tandasnya.
Sementara itu, Andika perwakilan PLN yang memberikan sosialisasi mengatakan hal serupa bahwa pembangunan SUTT Sukarame-Jatiagung yang melintasi Korpri Jaya dan Korpri Raya adalah nawacita presiden RI Joko Wododo.
"Kebetulan kedua wilayah tersebut (Korpri Jaya dan Korpri Raya) dilewati oleh pembangunan SUTT, tapi yang jelas kami disini memberikan informasi secara jelas tentang pembangunan SUTT kepada masyarakat," ungkapnya.
Masih kata dia, tujuannya untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya pembangunan tenaga listrik.
"Perlu diketahui SUTT berbeda denga SUTET, kalau SUTET tegangannya 235 sampai 500 KV, kalau sekarang cuman SUTT, jadi gak seperti SUTET, dan dampaknya tidak seperti yang di kabarkan," ujarnya.
Andik pun memberi kepercayaan kepada masyarakat bahwa dampak yang diberikan SUTT tidak bersifat merusak.
"Ini tidak lain memenuhi kenutuhan listrik secara adil dan merata. Kan ini masih banyak listrik yang belum masuk bahkan kadangkala kekurangan daya listrik," tutupnya.