Kejam! Pasukan Suriah Pakai Gas Beracun di Ghouta, 80 Warga Sipil Termasuk Anak-anak Tewas
Tim penyelamat meyakini pasukan negara yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad itu telah menggunakan gas klorin beracun.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Serangan terbaru militer Suriah yang memukul area pemberontak di Ghouta Timur, Suriah, menyebabkan 80 warga sipil tewas dalam waktu sekitar 24 jam.
Dilansir dari AFP, Sabtu (7/4/2018), sebanyak 11 orang dilaporkan mengalami masalah pernapasan di Douma, daerah kantong terakhir yang dikuasai pemberontak di Ghouta Timur.
Baca: Begini Cara Mengetahui Siapa yang Sedang Melacak Smartphone Kita
Tim penyelamat meyakini pasukan negara yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad itu telah menggunakan gas klorin beracun.
Namun, media pemerintah menyebut laporan tersebut merupakan rekayasa dari para pemberontak.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyatakan serangan pada Jumat (6/4/2018) telah menewaskan 40 warga sipil.

Sementara, 40 lainnya, termasuk 8 anak-anak, tewas dalam serangan Sabtu (7/4/2018).
"Pengeboman belum berakhir. Kami bahkan tidak bisa menghitung semua orang yang terluka," kata seorang dokter muda di Douma, Mohammed. "Ada beberapa orang yang terluka tapi tidak dapat dioperasi tepat waktu, sehingga mereka meninggal," tambahnya.
Baca: 1 Juta Data Pengguna Facebook Indonesia Bocor, Ini Tandanya Jika Anda Menjadi Korban
Suriah telah berulang kali dituduh menggunakan senjata kimia. Sejak 18 Februari 2018, serangan di Ghouta telah menewaskan lebih dari 1.600 orang.
Perkiraan bila 80 orang tewas akibat serangan tersebut dilakukan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
40 orang di antaranya diduga mati lemas, karena telah menghirup gas beracun.
Situs berita Metro merilis sejumlah foto korban serangan gas beracun, yang beberapa di antaranya adalah anak-anak.

Beberapa orang terlihat sedang menghirup oksigen, sedangkan sejumlah anak-anak lain nampak begitu ketakutan.
Serangan itu terjadi setelah pasukan pemerintah dan pejuang pemberontak melakukan gencatan senjata selama 10 hari.