Kejam! Pasukan Suriah Pakai Gas Beracun di Ghouta, 80 Warga Sipil Termasuk Anak-anak Tewas
Tim penyelamat meyakini pasukan negara yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad itu telah menggunakan gas klorin beracun.
Setelah serangan tersebut, Amerika Serikat (AS) dan Rusia kemudian saling klaim.
AS menuding bahwa Rusia turut berperan dalam serangan itu, karena telah mendukung rezim pemerintahan Bashar al-Assad.
"Rusia pada akhirnya memikul tanggung jawab atas penargetan brutal dari Suriah yang tak terhitung jumlahnya dengan senjata kimia," kata Departemen Luar Negeri AS seperti dilansir RT News.
Hal itu dibantah oleh Rusia, yang menganggap AS selalu mencari-cari kesalahan Rusia dalam setiap serangan "rekayasa" di Suriah.
"Teroris Jaish al-Islam mengulangi tuduhan menggunakan senjata kimia untuk menuduh tentara Arab Suriah, dalam upaya terang-terangan untuk menghalangi kemajuan Angkatan Darat," kata sumber resmi pemerintah seperti dilaporkan Sana.
Rusia meyakini jika sejumlah negara barat justru berusaha menghalang-halangi upaya pengusiran kelompok radikal, yang kini menguasai Douma.
"Untuk tujuan ini, penggunaan senjata kimia oleh pasukan pemerintah Suriah--satu klaim paling luas di Barat--sedang digunakan," kata Mayor Jenderal Yury Yevtushenko, kepala Pusat Rekonsiliasi di Suriah.(*)