12 Tahun Dikuburkan di Monumen Mausoleum, Jasad Pemimpin Irak Saddam Hussein Menghilang!
Hari ini, genap lima belas tahun AS menginvasi Irak. Ratusan ribu warga telah menjadi tumbal kebiadaban perang di negeri 1001 malam tersebut.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hari ini, genap lima belas tahun AS menginvasi Irak.
Ratusan ribu warga telah menjadi tumbal kebiadaban perang, dan kedamaian belum pernah lagi menyambangi negeri 1001 malam.
Baca: Daus Mini Akhirnya Balk-blakan Penyebab Ia Digugat Cerai Istri yang Baru Dinikahi Sebulan Lalu!
Paska tewas digantung 30 Desember 2006 di Pangkalan Militer AS di Kazimain, Baghdad, atas titah George W. Bush jasad Saddam Husseindikebumikan di Irak.
Tepatnya di Mausoleum, sebuah makam berbentuk monumen di Desa Al Awja, Tikrit, Irak Utara.
Hari ini, belasan tahun paska kematiannya, sebuah fakta baru terungkap, jasad Saddam Hussein tidak ditemukan sama sekali di monumen yang ia bangun jelang akhir kekuasaannya itu.
Sejumlah spekulasi pun beredar, ada yang menyebut jenazah Saddam Hussein terpaksa dipindahkan ke Yordania akibat konflik bersenjata yang terjadi di Irak beberapa tahun lalu.
Sementara sejumlah cendekiawan beranggapan, jasad Saddam hanya dipindahkan oleh keluarga ke suatu tempat rahasia di Irak.
Sejak kabar ini menggema, sejumlah fakta jelang kematian Saddam sebelas tahun silam pun kembali mencuat.
Baca: MUA Ini Coba Berdandan ala Lucinta Luna, Bagian Endingnya Bikin Netizen Ngakak
Tak bisa ditampik penderitaan rakyat Irak hari ini -- juga kematian sang diktator sendiri -- merupakan buah kongkalikong Saddam dengan pemerintah AS selama puluhan tahun.
Puluhan tahun rezim tangan besi, Saddam Hussein itu diwarnai dengan berbagai pembunuhan massal terhadap rakyat Kurdi, rakyat Syiah, hingga ribuan orang yang ia anggap berseberangan dengan kepentingan politiknya, termasuk sepupunya sendiri, Hasan Al Bakr.
Sementara itu, di balik segala darah yang harus ia pertanggung-jawabkan saat memimpin Irak, sebuah cerita jelang akhir hayatanya seakan jadi anomali dalam sejarah hidup Saddam Hussein.
Kisah itu berasal dari kesaksian pejabat tinggi Dinas Intelijen Amerika (CIA), John Nixon yang ditugaskan menginterogasi Saddam selama di pengasingan.
Nixon menilai banyak anggapan CIA yang keliru terhadap Saddam Hussein selama ini.