Bukti Allah Maha Baik! Umat Islam Diberi Anugerah Ini agar Bisa Puasa 22 Jam di Negara Ini
Bukti Allah Maha Baik! Umat Islam Diberi Anugerah Ini agar Bisa Puasa 22 Jam di Negara Ini
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bagaimana perasaan Anda kalau harus berpuasa Ramadan selama 22 jam sehari?
Kita di Indonesia terbiasa untuk menahan hawa nafsu dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari selama kurang lebih 13 jam saja.
Baca: Pemkab Lamteng Pastikan Penyaluran Dana BSPS Dilakukan Nontunai
Namun, di beberapa bagian dunia lain, ada yang harus berpuasa selama 22 jam.
Norwegia dan Islandia menjadi dua negara yang memiliki durasi puasa Ramadan terlama saat ini.
Di Islandia, imsak datang pukul 01.56 dini hari dan mereka baru berbuka puasa pukul 23.47 hampir tengah malam.
Ini terjadi karena siklus terbit dan terbenamnya matahari di Islandia memang seperti itu.
Berpuasa selama itu tentu memiliki banyak tantangan bagi warga muslim di Islandia.
Seperti dilansir dari Arab News, penduduk muslim Irlandia yang jumlahnya tidak banyak itu mengakui bahwa berpuasa di Islandia bukan hal yang mudah.
"Kami cukup beruntung di sini. Memang puasa selama 22 jam bukan hal yang mudah dijalani. Tetap saja, Allah Maha Baik, kami diberi iklim dan cuaca yang dingin meski sedang musim panas," kata Sverrir Agnarsson Ibrahim.

Selain itu, mereka kebanyakan juga tetap bekerja sepanjang hari.
Kebanyakan penduduk muslim berdagang makanan di Islandia, sementara mereka berpuasa, mereka tidak bisa menutup tokonya.
Baca: Raffi Ahmad Makin Ketakutan Saat Tahu Tubuh dan Wajah Nagita Berubah Jadi Begini
Baca: Ketika SBY Curhat Masalah Serius di Media Sosial Malah Jadi Bahan Guyonan Netizen
Baca: Tips Agar Makeup Tetap Tahan Lama Saat Puasa Seharian
Ini membuat mereka harus tahan berhadapan dengan makanan sepanjang waktu, tapi mereka juga dilarang untuk makan dan minum.
"Biasanya menjelang berbuka puasa, kami berkumpul di masjid. Kami sholat, lalu buka puasa bersama dan membaca Al-Quran sembari menunggu waktu Isya dan Tarawih. Kami juga sering tetap di masjid sampai waktu Subuh tiba," lanjut Sverrir.
Matahari tidak pernah benar-benar terbenam di negara ini.
"Aku telah tinggal di Islandia sejak tahun 1991 dan aku berasal dari Maroko. Menurutku, tantangan terbesar yang harus aku hadapi selama Ramadan di Islandia hanyalah lamanya menunggu matahari terbenam," kata Anbari Redouan, seorang pemilik restoran.