Ada Tangisan Penyesalan Tokoh Muhammadiyah Kasman Singodimejo di Balik Lahirnya Pancasila
Ada Tangisan Penyesalan Tokoh Muhammadiyah Kasman Singodimejo di Balik Lahirnya Pancasila
Penulis: wakos reza gautama | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hari ini Jumat, 1 Juni 2018, adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tepat 73 tahun lalu, dasar negara Indonesia, Pancasila dirumuskan.
Penepatan hari lahirnya Pancasila ini ditetapkan sebagai hari libur nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca: Live Streaming di Vidio.com Arema FC Vs PSIS Semarang, Malam Ini Pukul 20.30 WIB
Berdasarkan Keputusan Presiden Joko “Jokowi” Widodo Nomor 24 Tahun 2016 tertanggal 1 Juni 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Lalu bagaimanakah sejarah dirumuskannya Pancasila?
Ini terjadi ketika Indonesia dijajah Jepang, tahun 1945. Ketika itu sudah muncul gerakan perlawanan dan pergerakan kemerdekaan.
Saat Jepang makin terdesak oleh tentara sekutu, Jepang pun membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Ini Jepang lakukan untuk mendapat simpati dari rakyat Indonesia. BPUPKI dibentuk 29 April 1945.
BPUPKI beranggotakan para tokoh pergerakan dari berbagai kalangan baik nasionalis, agama maupun etnis.
Usai dibentuk, BPUPKI mengadakan sidang perdana. Sang ketua BPUPKI dr. Radjiman Wediodiningrat bertanya mengenai dasar negara jika Indonesia merdeka.
Spontan, Soekarno menjawab Pancasila. Disampaikanlah gagasan mengenai lima sila.
Baca: Lama Jomblo, Baim Wong Nekat Lamar Anak Wulan Guritno, Begini Tanggapan Shaloom Razade
Baca: Banyak yang Tak Tahu, Komika Babe Cabita Ternyata Anak Aktor Ternama Ini
Bung Karno menyebut lima pemikirannya untuk dasar negara:
1. Kebangsaan
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
3. Demokrasi
4. Keadilan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Di hadapan peserta sidang, Bung Karno menjelaskan kenapa harus berjumlah lima.
"Rukun Islam ada lima. Jari kita ada lima setangan. Kita mempunyai pancaindra. Jumlah pahlawan kita Mahabharata, pendawa, juga lima. Sekarang asas-asas dasar mana kita akan mendirikan negara, lima pula bilangannya."
Lalu, dia pun memperkenalkan kata Pancasila.