Kapolsek TBS: Pelaku Hipnotis Guru SD Masih dalam Pengejaran
Kapolsek TBS Kompol Yana mengungkapkan pihaknya kini menurunkan anggotanya untuk melakukan pengejaran.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tiga pelaku penipuan dengan modus hipnotis yang telah menguras harta seorang guru sekolah dasar Saaidah di Jalan Hasnudin Teluk Betung, Rabu (27/6), sekitar pukul 10.00 WIB, setelah ia melakukan pencoblosan kini tengah diburu oleh anggota Polsek Teluk Betung Selatan (TBS).
Kapolsek TBS Kompol Yana mengungkapkan pihaknya kini menurunkan anggotanya untuk melakukan pengejaran.
Baca: Polres Way Kanan Sumbang 100 Kantong Darah Sambut Hari Bhayangkara ke-72
"Saat ini masih dalam upaya penelusuran dan pengejaran terhadap pelaku," ungkapnya, Sabtu (30/6).
Lanjutnya, beberapa barang bukti sudah ada diamankan termasuk video CCTV yang terekam pelaku sedang mengambil sejumlah uang di mesin ATM.
Baca: Cantik Imut Seperti Ibunya, Intip Potret Putri Semata Wayang Desy Ratnasari
"Untuk identitas pelaku masih kami lidik, tapi segera kami amankan pelaku," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Saadiah guru sekolah dasar negeri 5 Talang, Telukbetung selatan menjadi korban penipuan modus hipnotis, seusai memberikan hak suara pilgub Lampung di TPS 1 Jalan Hasanudin Teluk Betung, Gunung Mas, Rabu (27/6), sekitar pukul 10.00 WIB.
Janda tiga anak yang tinggal di Jalan Hasanudin, nomor 24 Gunung Mas, Telukbetung Selatan, menjadi korban penipuan modus hipnotis. Mirisnya ia harus merelakan tabungan emas seberat 114 gram yang rencananya digunakan untuk mendaftar haji dan umroh.
Saadiah mengatakan sudah menambung emas sejak awal 2017, emas yang ditabung didapat dari hasil tunjangan sertifikasinya sebagai guru SD. Setiap ia mendapat tunjangan sertifikasi pasti ia belikan emas meskipun hanya 5-10 gram.
“Saya punya niat daftar haji dan umroh, makanya tiga bulan sekali, tunjangan sertfikasi cair, saya belikan emas, kadang 5-10 gram. Itu rencanya untuk daftar haji dan berangkat umroh, makanya saya nabung,” kata Saadiah.
Saadiah mengaku anak-anakanya sebelumnya sudah menyuruhnya menjual simpanan emas tersebut, agar dicairkan untuk mendaftar haji. Namun ia belum mau, karena dilema memikirkan anak salah satu anaknya yang berencana ingin membeli rumah.
“Anak-anak saya memang sudah nyuruh saya, mak jual lagi emas itu, biar daftar haji. Tapi saya dilema, salah satu anak belum nikah, dia juga mau beli rumah. Saya belum mau jual, karena pengen bantu anak kalau dia butuh,” jelas guru SD yang sudah mengabdi selama 35 tahun ini.
Meski tabungan emasnya telah raib, namun perempuan yang ditinggal suami sejak tahun 2004 mengaku ikhlas dan tegar dengan musibah yang ia alami, sebagai cobaan hidup. Karena ia mengaku tidak ada musibah yang tidak ada hikmahnya.
Karena menurutnya setiap cobaan yang datang dari Allah adalah sebuah ujian bagi hambanya.”Saya ikhlas dan sabar, ini cobaan dari Allah, semua pasti ada hikmahnya. Kalau dibilang sedih, pasti , tapi saya harus bersabar, ini cobaan dari Allah,” tukas guru yang akan pensiun tahun 2022 ini.
Diketahui Saadiah menjadi korban penipuan modus hipnotis, seusai memberikan hak suara pilgub Lampung di TPS 1 Jalan Hasanudin Teluk Betung, Gunung Mas, Rabu 27 Juni 2018, sekitar pukul 10.00 WIB. Akibat kejadian tersebut Saadiah harus meelakan tabuangan emasnya seberat 114 gram raib. (*)