BREAKING NEWS LAMPUNG
Massa Tunggu Mediasi Pemkot Soal Kejelasan Penggusuran Pasar Griya Sukarame
"Kami disini menunggu adanya mediasi dari pihak Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk kejelasan penggusuran pasar Griya Sukarame,"
Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Puluhan massa yang mencoba menduduki Gedung Pelayanan Satu Atap Kota Bandar Lampung meminta adanya mediasi soal kejelasan kasus penggusuran Pasar Griya Sukarame Jalan Pulau Sebesi belakang Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan.
Koordinator aksi Hasan mengungkapkan dalam orasinya massa kali ini meminta adanya mediasi dari pemerintah Kota Bandar Lampung atas penggusuran warga yang telah mendiami Pasar Griya Sukarame.
Baca: Tuntut Keadilan, Massa Komite Tolak Penggusuran Pasar Griya Paksa Masuk ke Kantor Pemkot
"Kami disini menunggu adanya mediasi dari pihak Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk kejelasan penggusuran pasar Griya Sukarame," seru Hasan, Senin 23 Juli 2018.
Masih kata dia, saat aksi penggusuran terjadi bentrokan sehingga beberapa aktifis yang turut membantu dalam menghadang penggusuran terluka.
Baca: Prediksi Susunan Pemain PSMS Medan vs PSM Makassar Malam Ini Jam 19.00 Liga 1 2018
"Adik-adik kami patah tulang, ibu-ibu juga terkena serangan jantung, bahkan diinjak-injak saat upaya penggusuran, melihat itu, bapak-bapak mennangis melihat ibu-ibunya dinjak-injak, ini sengaja atau disengaja," sebut Hasan.
Untuk itu Hasan pun juga menuntut untuk menangkap dan mengadili pelaku tindakan represif pada saat penggusuran pasar Griya Sukarame.
"Kemudian tolak alih fungsi lahan dan kembalikan fungsi lahan, kemudian berikan hak hidup layak kepada masyarakat," tutupnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menggusur Pasar Griya, kemarin Jumat 20 Juli 2018. Penggusuran berakhir ricuh karena warga yang didampingi sejumlah aktivis mahasiswa bentrok dengan aparat.
Dalam bentrokan tersebut, sebanyak 11 orang dibawa ke puskesmas dan rumah sakit terdekat. Salah satu di antara korban didagnosis patah kaki.