Keluhanan Jalan Rusak dan Talud Masih Jadi Primadona dalam Reses

Hampir sebagian besar masyarakat menyoroti masalah jalan lingkungan mereka, yang berlubang karena belum diaspal. Tidak ada saluran drainase.

Penulis: Romi Rinando | Editor: Reny Fitriani
Ist
7 Anggota DPRD Reses di Langkapura Serap Aspirasi Masyarakat 

Laporan Wartawan Tribun Lampung Romi Rinando

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG –  Infrastruktur seperti menjadi  masalah rutin yang disampaikan masyarakat kepada para wakil rakyat saat melakukan reses di daerah pemiihannya masing-masing. 

Seperti dalam reses anggota DPRD di darah pemilihan 6 Kecamatan Langkapura, Selasa (7/8/2018).

Baca: BERITA FOTO: 7 Anggota DPRD Reses di Langkapura Serap Aspirasi Masyarakat

Hampir sebagian besar masyarakat menyoroti masalah jalan lingkungan mereka, yang berlubang karena belum diaspal,  tidak ada saluran drainase di wilayahnya, sampai permintaan pembuataan gapura.

Baca: VIDEO - Icip-icip Ayam Geprek Bensu Kemiling, Gurih Ayam Plus Sambal Rawit Level 5 Mantab

“Kami mohon perhatian  bapak-bapak agar jalan-jalan lingkungan yang belum terbangun, dan  selesai diperbaiki. Seperti  Jalan Swadaya V sepanjang 200 meter  aspalnya sudah mengelupas,” kata Rohta warga Gunter, saat menyampaikan keluhannya dihadapan  tujuh anggota DPRD dapil 6 , Wiyadi, Nu’man Abdi, Heriyadi Fayacoen, Suratmin, Syarif Hidayat, Nani MS, dan Ernita Siddik

Rohta tidak saja menggeluhan soal jalan, tapi  soal menginginkan perbaikan talud  di Jalan Pagar Alam samping Universitas Saburai tepatnya  Gang Surya, karena kawasaan tersebut jika musim hujan kerap banjir, karena taludnya  kondisi rusak,  dikhawatrikan roboh. 

Keluhaan  sama  disampaikan Faisol warga gunung terang (Gunter) lainnya  yang menginginkan pembagunan gapura  perumahan gunter, dan pembangunan talud  dan saluran drainase di wiayah perumahaan gunter.

Sementara Fauzan warga lainnya meminta DPRD Kota memprioritaskan tidak saja pada pembangunan fisik, tapi  mental dan ahlaq, khususnya  anak-anak pelajar. Pasalnya kata dia, di daerahnya banyak anak-anak  yang kerap mabuk-mabukan menggunakan lem.

“Kami minta DPRD tidak juga prioritaskan pembangunan mental dan ahlak dan agama, karena diwilayah kami anak-anaknya sering mabuk lem, dan sangat meresahkan, sedih kami karena mereka pun pernah ngebobol kas masjid kami harapkan ada pemahaman agama,” ungkap Fauzan.

 Sedangkan Suroto warga Gunung Terang  mengeluhkan proses pembuataan El KTP di dinas kependudukan dan catatan  sipil, yang  sangat lama  bisa sampai tiga bulan. Lambatnya  pembuatan El KTP  kerap menyulitkan warganya yang memiliki kepentingan kependudukan.

Menanggapi  keluhaan warga tersebut Ketua DPRD Kota Wiyadi  yang mewakili  anggota DPRD Dapil 6  mengatakan keluhan dan aspirasi masyarakat akan disampaikan ke Satker terkait.

Jikapun ada program yang  belum terlaksana  dikarenakan ada  skala prioritas, mana yang harus didahului, dan tidak bisa semua terealisasi karena ada keterbatasan anggaran.

Akan tetapi kata dia, bukan berarti apa yang sudah  disampaikan masyrakat itu tidak dialksanakan tapi hanya ditunda, dan akan dilaksanakan di tahun anggaran yang akan datang. 

“Semua aspirasi dan usulan masyrakat tidak semua terlaksana tapi ada skala prioritas, tapi bukan berarti itu tidak dilakukan hanya ditunda,” kata Wiyadi. 

Mengenai perilaku anak yang mabuk-mabukan dan keinginan perluhnya pendidikan agama, Wiyadi mengaku prihatin, dan DPRD  sudah berbuat melaui pembuatan Perda Baca Tulis Al Quran,yang mana nantinya anak sekolah wajib membaca Al Quran sebelum proses belajar mengajar di sekolah. Namun perda tersebut memang masih menunggu  pengesahan dari provinsi.  (rri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved