Berita Komunitas
Jaringan Perempuan Padmarini Kawal Isu Ibu Anak Hingga Lingkungan
Fokus wadah ini untuk mengedukasi dan melakukan publikasi ke masyarakat yang berhubungan dengan kelompok rentan yakni ibu dan anak.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Sulis Setia Markhamah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Bermula dari keresahan tidak bisa mengakomodasi kepentingan perempuan dari berbagai aspek, akhirnya tiga perempuan berbeda latar belakang pekerjaan ini membentuk komunitas yang diberi nama Jaringan Perempuan Padmarini (JPP).
Koordinator JPP Rindavita mengatakan, awal terbentuk pada 2016 yang diinisiasi dirinya, Febri dari LSM YKWS (Yayasan Konservasi Way Seputih), dan Andri (Walhi).
Baca: VIDEO CONTENT – Raup Jutaan Rupiah dari Order Fiktif
"Dulu saya juga sempet di Walhi. Kita memang saling kenal dan sering sharing. Ada beberapa hal yang di lembaga kami tidak bisa dilakukan sehingga kami akhirnya tercetus membentuk JPP ini," ujar dosen teknik industri di Itera itu kepada Tribun.
Fokus wadah ini untuk mengedukasi dan melakukan publikasi ke masyarakat yang berhubungan dengan kelompok rentan yakni ibu dan anak.
Baca: Polresta Bandar Lampung Tangani 21 Kasus KDRT, Tiga Faktor Ini Penyebabnya
Isu yang diangkat banyak bidang termasuk isu kekerasan dalam rumah tangga, kesehatan, sanitasi, dan persoalan yang berhubungan dengan kepentingan perempuan lainnya.
Anggota JPP saat ini memiliki beragam latar belakang seperti akademisi, LSM, seniman, dan jurnalis. Namun latarbelakang anggota yang kebanyakan aktivis lingkungan, terusnya, membuat JPP lebih sering melakukan kegiatan yang fokus pada masalah lingkungan.
"Kita sudah dua kali menggelar pelatihan terhadap ibu-ibu dan orang-orang yang mengelola hutan di Hanura. Kedepannya ingin lebih fokus terhadap publikasi dan edukasi dengan beragam pembahasan," ujarnya.
JPP juga menurutnya turut aktif dalam berbagai kegiatan seperti penanaman pohon di kampung konservasi Pekandangan Kecamatan Pubian, Lampung Tengah bersama Walhi, Mapala dan Sispala pada hari lingkungan hidup 2017 lalu.(*)