Tribun Bandar Lampung
Dijual Bebas di Minimarket, Permintaan Kondom Meningkat di Akhir Pekan
Pelayan ini mengaku, pembelian kondom meningkat pada hari Sabtu atau akhir pekan. Biasanya ada dua sampai tiga pembeli.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Alat kontrasepsi seperti kondom dijual bebas di minimarket.
Berdasarkan penelusuran Tribun Lampung, terungkap tidak sedikit pelajar pernah membeli kondom di minimarket.
Kondom sangat mudah ditemui di minimarket karena dipajang di dekat meja kasir.
“Kalau pelajar pernah ada. Gak banyak. Satu-dua orang ada. Kita gak tahu mereka itu pelajar apa bukan. Tapi kalau dari fisik dan mukanya keliatan masih remaja,” ujar seorang pelayan minimarket ternama di bilangan Jalan Basuki Rachmat, Telukbetung Utara, Senin, 1 Oktober 2018.
Pelayan ini mengaku, pembelian kondom meningkat pada hari Sabtu atau akhir pekan. Biasanya ada dua sampai tiga pembeli.
“Kalau malam Minggu banyak yang beli. Lebih sering orang dewasa,” ujarnya.
Saat ditanya pembelian testpack oleh kalangan remaja atau pelajar, pelayan ini mengaku tidak ada.
Baca: Kondom dan Testpack Laris, Terungkap 12 Siswi SMP Satu Sekolah di Lampung Hamil
“Kalau testpack jarang juga. Ada juga suami istri. Kalau remaja, anak-anak, kayaknya gak pernah,” ungkapnya.
Fakta pembelian kondom oleh remaja atau mahasiswa pernah terjadi di sebuah minimarket di Jalan Teuku Umar, tepatnya di dekat Bank BRI.
"Kalau remaja yang beli biasanya pas sepi. Kadang tanyanya malu-malu sambil mau buru-buru pegi,” kata pelayan di minimarket tersebut.
Baca: Inilah 5 Fakta Sejoli Mahasiswa yang Mesum di Masjid. Nomor 4 Parah Banget, Ditemukan Kondom!
Pelayan yang enggan menyebutkan namanya ini mengatakan, biasanya pelajar atau mahasiswa yang membeli kondom tidak banyak bertanya. Karena setelah barang didapat, mereka langsung membayar.
“Ini (kondom) kan banyak merek dan ada rasa. Biasanya mereka gak banyak tanya mau merek apa atau rasa apa. Cuma tanya ada kondom gak, terus langsung bayar dan buru-buru pegi,” ungkap pria ini.
Selain minimarket tersebut, toko waralaba di daerah Way Halim kerap disambangi remaja. Namun, jumlahnya tidak banyak dan tidak sering.
"Pernah sekali. Kalau liat mukanya kayak masih pelajar. Saya gak mungkin juga larang orang beli atau tanya itu untuk siapa,” ujar wanita yang berjaga di minimarket di Jalan Ki Maja tersebut dengan ketus.