Bikin Geger, Terungkap Grup Facebook Gay Siswa SMP dan SMA di Garut, Anggotanya Ribuan

Bikin Geger, Terungkap Grup Facebook Gay Siswa SMP dan SMA di Garut, Anggotanya Ribuan

Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID Bikin Geger, Terungkap Grup Facebook Gay Siswa SMP dan SMA di Garut, Anggotanya Ribuan

Grup Facebook cowok-cowok SMP dan SMApenyuka sesama jenis hebohkan Kabupaten Garut. Screenshot gambar menyebar dan jadi obrolan ramai!

Kabupaten Garut di Jawa Barat sedang digemparkan grup Facebook cowok-cowok siswa SMP dan SMA penyuka sesama jenis. 

Screenshot gambar-gambar grup Facebook siswa-siswa gay ini menyebar di WhatsApp dan jadi bahasan ramai masyarakat setempat.

Para orangtua warga Garut pun resah, khawatir anaknya ikut masuk dalam grup tersebut dalam terjerat dalam komunitas penyuka sesama cowok. 

Ya, Warga Kabupaten Garut beberapa hari ini dibuat heboh dengan terungkapnya keberadaan grup Facebook gay siswa SMP/ SMA di Garut.

Screenshot laman grup FB tersebut menyebar di berbagai grup aplikasi pesan WhatsApp beberapa hari ini.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna ketika dimintai tanggapan soal keberadaan grup Facebook tersebut mengaku sudah menerima informasi akan hal itu.

Dia pun akan melakukan penyelidikan mencari orang-orang di balik grup tersebut.

"Iya (sudah tahu), kami lagi penyelidikan, pasti kami selidiki ini," katanya saat ditemui Jumat (5/10/2018) malam di cafe Lasminingrat di Jalan Pedes Kelurahan Pataruman Kecamatan Tarogong Kidul.

Ditemui di tempat yang sama, Dandim 0611 Garut Letkol INF Asyraf Aziz pun mengaku tengah memantau aktivitas grup tersebut.

Dandim mengaku telah melihat dan mendalami grup tersebut dengan melihat langsung postingan-postingan dari para anggotanya.

Isinya, menurut Dandim, sangat menjijikkan.

Soni MS, Ketua Garut Education Watch mengaku prihatin atas fenomena ini.

Apalagi, jumlah anggota di grup tersebut sudah mencapai 2600 orang lebih.

Soni mengingatkan agar sekolah lebih meningkatkan peran guru BP agar bisa lebih aktif memantau perkembangan psikologi siswa di sekolah dan memantau apakah ada siswanya yang jadi bagian dari grup tersebut.

"Jelas prihatin, apalagi melihat anggota grup ini yang ternyata cukup banyak juga," katanya.

Menurut Soni, fenomena ini harus menjadi tanggung jawab semua pihak mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, ulama dan semua elemen masyarakat.

"Meski nama grupnya menyangkut-nyangkut SMP dan SMA, tapi ini jadi tanggung jawab semua bukan hanya Disdik," katanya.(Kompas.com/ Ari Maulana Karang)

Sumber: Tribun Lampung
Tags
LGBT
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved