Dalam Perjalanan Dakwah, Air Mata Ustaz Abdul Somad Menetes Dengar Kisah dari Buya Sattar
Air mata Ustaz Abdul Somad menetes usai mendengarkan kisah pengalaman Buya Sattar (Syaikh Abdussattar).
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Air mata Ustaz Abdul Somad menetes usai mendengarkan kisah pengalaman Buya Sattar (Syaikh Abdussattar).
Kisah yang membuat air mata Ustaz Abdul Somad menetes bermula dari perjalanan dakwah.
Dari Merangin, Riau, Ustaz Abdul Somad melanjutkan perjalanan tausiyah ke Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, dengan menggunakan helikopter.
Sambil menunggu helikopter tiba, Ustaz Abdul Somad sempat menggali pengalaman Buya Sattar.
Hal itu terungkap dari unggahan foto di Halaman Facebook Ustaz Abdul Somad, Jumat (12/10/2018), seperti dikutipTribunpekanbaru.com.
Baca: Soeharto Marah Besar Gara-gara Ucapan Benny Moerdani
Berikut isi postingan Halaman Facebook Ustaz Abdul Somad:
Baca: Pembukaan Lampung Fair 2018 - Tiket Masuk Rp 5.000, Trans Studio Mini Hadir di PKOR Way Halim
Baca: Sosok Maria Lengari, Pelajar SMP yang Gantikan Luhut Pandjaitan Jadi Menko Kemaritiman Sehari
MENANTI HELI BERSAMA BUYA SATTAR
Dari Merangin ke Kuala Tungkal, sesaat sebelum heli tiba, sempat menggali pengalaman Buya Sattar (Syaikh Abdussattar). Tidak terlalu formal, terasa santai.
Buya Sattar bercerita, "Saya di Makkah dari tahun 1975 hingga 1985. Belajar di Qismul-Hadits dan Halaqah di Masjidil-Haram”.
GURU-GURU
Di antara guru-guru saya,
1. Syekh Hasan al-Masyath. Beliau kalau menjelaskan hadits, lengkap sanad, matan, rijal, musthalah dan fiqih hadits. Hadits-hadits itu seperti tidak muat di mulutnya.
2. Syekh Sayyid 'Alawy al-Maliki. Beliau alim dan kaya. Ada orang alim, tidak kaya. Ada kaya, tapi tidak alim. Jangan jadi yang keempat, tidak alim tidak kaya", kami pun tertawa.
3. Syekh Muhammad Amin Mirdad. Beliau imam Masjidil-Haram. Beliau khatam Quran setiap 10 hari satu kali. Dari beliau saya mengambil thareqat Rifa'iyyah. Beliau meminta saya mengajar hadits di tiang Masjidil Haram tempat Syaikh Umar Hamdan dulu mengajar.
4. Syekh Abdul Karim al-Maqdisi. Orang Palestina. Mengajar di Makkah. Beliau bercerita tentang tentara Israel yang bermain taruhan. Mereka pajang muslimah Palestina yang hamil. Mereka pun bermain taruhan, apakah janin itu laki-laki atau perempuan. Mereka robek perut itu dengan bayonet. Syaikh Abdul Karim pun menangis.
5. Syaikh Amin Kutby. Masa itu ada Ulama besar, Wali Allah, hidup zuhud, rumah kayu di atas bukit. Raja pernah memberi uang. Ia terima tapi ia serahkan semua ke faqir miskin.