Dua Ketua Organisasi Mahasiswa di UIN Raden Intan Dipukuli, Dekan Nyatakan Miris
Tak hanya rapat-rapat pejabat atau anggota dewan, rapat organisasi mahasiswa pun ada yang berujung ricuh.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BAYU SAPUTRA
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tak hanya rapat-rapat pejabat atau anggota dewan, rapat organisasi mahasiswa pun ada yang berujung ricuh.
Seperti yang terjadi di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung pada Senin (22/10/2018).
Dua ketua organisasi mahasiswa diketahui mengalami pemukulan di tengah rapat paripurna Senat Mahasiswa (Sema).
Paripurna tersebut beragendakan Laporan Pertanggungjawaban Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FDIK, serta mencari gubernur BEM yang baru.
Total 24 ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) hadir.
Isyaz Mufid, korban pemukulan, menjelaskan, pihaknya ingin mengetahui secara detail LPj gubernur BEM sebelumnya.
Memasuki pembahasan ketiga tentang LPj gubernur, ungkap dia, terjadi perdebatan.
"Saya sebagai ketua umum UKM-F Permadani dan Ketua Umum UKM-F Pensil M Taufik meminta penjelasan LPj pejabat sementara gubernur BEM. Lalu, seorang peserta tidak sepakat sampai akhirnya terjadi chaos. Saya dan Taufik jadi bulan-bulanan," ujar Isyaz.
Isyaz mengaku telah melaporkan kasus dugaan pemukulan terhadap dirinya ke Polsek Sukarame.
"Saya menyayangkan terjadinya peristiwa ini," katanya.
Berliana, mahasisiwi yang menyaksikan peristiwa itu di luar ruangan tak menyangka terjadi ricuh dalam paripurna tersebut.
"Saya cuma lihat dua mahasiswa yang masuk ruangan rapat dapat perlakuan yang sangat tidak mendidik," katanya.
Dekan FDIK UIN Raden Intan Lampung Profesor Khomsyahrial Romli menyatakan miris mendengar rapat paripurna Sema tersebut berujung ricuh.