Tribun Lampung Selatan
Bus ke Terminal Rajabasa Kurang, Ribuan Penumpang Pejalan Kaki Telantar di Pelabuhan Bakauheni
Ribuan penumpang yang hendak melanjutkan perjalannya sempat telantar di terminal penjemputan Pelabuhan Bakauheni pada Sabtu (22/12) pagi.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Laporan Wartawan Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMSEL - Ribuan penumpang yang hendak melanjutkan perjalannya sempat terlantar di terminal penjemputan pelabuhan Bakauheni pada Sabtu (22/12) pagi. Ini karena jumlah bus angkutan yang akan membawa penumpang ke terminal Rajabasa kurang.
Antrian penumpang sudah mulai terlihat pada sekitar pukul 06.00 wib. Sampai dengan pukul 10.00 wib antrian penumpang pejalan kaki yang hendak melanjutkan perjalannya ke Rajabasa masih terlihat di terminal penjemputan.
Para penumpang pun mengeluhkan ketidaksiapan ketersediaan armada di terminal penjemputan pelabuhan Bakauheni. Sehingga antrian penumpang yang menunggu bus pun membludak.
Akhir pekan ini merupakan long weekend perayaan natal. Dan pada hari ini diperkirakan menjadi puncak arus balik libur natal.
Hingga siang ini arus kedatangan penumpang dari pelabuhan Merak terpantau tetap ramai. Tidak hanya penumpang penalan kaki. Tetapi juga pemudik yang menggunakan mobil pribadi.
• Rute Tol Lampung, Sudah Bisa Dilalui Gratis dari Bakauheni sampai Lematang, Simak Panduan Perjalanan
Kegaduhan di Bus
Kegaduhan puluhan penumpang terjadi di sebuah bus Bukit Barisan jurusan Rajabasa-Bakauheni BE 2520 CU.
Hal ini terjadi lantaran petugas gabungan dari Dinas Perhubungan dan Ditlantas Polda Lampung memaksa penumpang turun di Terminal Rajabasa, Bandar Lampung, Jumat, 21 Desember 2018.
Langkah ini diambil petugas karena bus yang mereka tumpangi dinilai tidak laik beroperasi menjadi angkutan umum Natal dan Tahun Baru.
Kadishub Lampung Qodratul Ikhwan membenarkan adanya penurunan para penumpang dan memindahkan ke bus yang layak jalan.
"Ya, tadi Pak Junaidi (Kabid Kamsel Ditlantas Polda Lampung) dan kawan-kawan di terminal menurunkan penumpang dan dipindahkan ke bus lain karena dianggap tidak layak mengangkut orang," ungkapnya.
Ketidaklayakan bus, lanjut Qodratul, mulai dari dokumen hingga faktor teknis.
Di antaranya, rem, setir, ban, lampu (jauh dan dekat), wipper, lampu sein, dan ban serep.
"Banyak hal yang dinilai. Yang tadi kami lihat bannya gundul, lampunya juga mati," ujar Qodratul.