Kapolda Lampung Irjen Purwadi Arianto: Informasi Harus Cepat, Tepat, dan Akurat
Kapolda Lampung Irjen Purwadi Arianto: Informasi yang disajikan harus cepat, tepat, dan akurat.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Safruddin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi membuat dunia terbagi tiga.
Yakni dunia nyata, dunia akhirat dan satu lagi dunia maya. Kondisi ini kata Kapolda, mau tidak mau karena perkembangan zaman manusia harus masuk ke dunia maya.
"Dulu telepon masih pakai kabel sekarang telepon gak pakai kabel, apalagi kalau ke depan," kata Kapolda saat menerima kunjungan silaturahmi manajemen Tribun Lampung di ruang kerjanya, Selasa (19/2).
• Padi Reborn Ajak Gubernur dan Kapolda Lampung Terbang ke Masa Lalu
Kapolda didampingi Kabid Humas Kombes Pol Sulistyaningsih, Dir Reskrimum Kombes Pol Bobby Marpaung, Dirkrimsus Kombes Pol Subakti, Dir Resnarkoba Kombes Pol Shobarmen dan Wadir Intelkam AKBP Ronalzie Agus SIK.
Dari Tribun Lampung hadir Pemimpin Redaksi Andi Asmadi, Pemimpin Perusahaan Ellys Rahmayani bersama sejumlah manajer dan staf.
Maka sejalan dengan perkembangan teknologi tersebut, lanjut Purwadi ada tiga prioritas kerja. Yakni peningkatan kinerja, perbaikan culture (budaya) dan manajemen media.
"Yang paling utama manajemen media, dibagi dua media konvensional dan media sosial," ujarnya.
Menurut Kapolda, pemberitaan saat ini harus cepat, tepat, dan akurat. Tapi kadang cepat tepat sudah dapat, tapi akuratnya tidak, karena terburu-buru keterangan tersangka (ditulis) begitu saja.
Jenderal bintang dua ini pun berbagi kisah saat pernah mengekspose tentang pelaku bom di mana dwajah para pelaku bom bunuh diri ditampilkan.
"Waktu itu diprotes sama partner saya dari Jepang, karena keluarga masih ada, maka pasti jadi beban nantinya," ujarnya.
Kapolda menuturkan, di Jepang penjahat atau pelanggar hukum tidak diekspose wajahnya, karena mereka memiliki hak.
"Makanya kalau ekspose saya tanyain tersangka mau difoto gak kalau gak tidak saya kasih izin karena hak dia," ujranya.
• Dokter Asal Lampung Selatan Gagas Gerakan Sedekah Lewat Gerobak Sedekah
Masalah SDM
Kapolda menegaskan penyidik polisi wajib mengenyam pendidikan sarjana. Ini dilakukan demi memenuhi terbatasnya sumber daya manusia (SDM) di institusi polisi. "Kalau jaksa memang harus S1. Jadi kalau penyidik harus S1," katanya.
Purwadi mengatakan, institusi polisi sangat kompleks dan besar. "Yang real kami rekrut Bintara, masuk pendidikan 7 bulan, keluar langsung jadi praktisi," ujarnya.