Tribun Lampung Tengah
Bupati Loekman: Hemodialisa RSUD Demang Sepulau Raya Layani Pasien BPJS
Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto memastikan semua pasien bisa mendapatkan pelayanan di ruang hemodialisa RSUD Demang Sepulau Raya
Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
Bupati Loekman: Hemodialisa RSUD Demang Sepulau Raya Layani Pasien BPJS
Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUN LAMPUNG.CO.ID, GUNUNG SUGIH - Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto memastikan semua pasien bisa mendapatkan pelayanan cuci darah di ruang hemodialisa RSUD Demang Sepulau Raya.
Hal itu dikatakan Loekman seusai meresmikan ruang hemodialisa RSUD Demang Sepulau Raya, Rabu, 20 Februari 2019.
Dia mengatakan, pasien ginjal dari berbagai tingkatan bisa berobat di RSUD Demang Sepulau Raya dengan menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.
• RSUD Demang Sepulau Raya Kini Punya Mesin Cuci Darah
"Untuk itu, Pemkab Lamteng bekerja sama dengan BPJS Kesehatan terkait pelayanan (pasien cuci darah). Jadi pasien BPJS harus terlayani, tidak boleh ada perbedaan," kata Loekman.
Sebagai rumah sakit pemerintah yang telah mendapatkan akreditasi bintang paripurna dari Kementerian Kesehatan, RSUD Demang Sepulau Raya juga menerima pasien dari luar daerah.
"Pasien dari luar Lampung Tengah silakan berobat ke sini. Kita sebagai rumah sakit rujukan akan melayani sama seperti pasien dari Lampung Tengah," ujar Loekman.
Ada 10 Mesin
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Demang Sepulau Raya kini memiliki fasilitas hemodialisa (cuci darah).
Empat dari 10 mesin hemodialisa kini sudah beroperasi.
Direktur RSUD DSR Otniel Sriwidiatmoko menjelaskan, keberadaan ruang hemodialisa merespons kebutuhan masyarakat akan penanganan kasus gagal ginjal.
Karena ketiadaan ruang, kebanyakan pasien dirujuk ke rumah sakit lain.
• Pasien Cuci Darah Melonjak 16 Ribu Kasus di Lampung
"Total sudah ada 10 alat (cuci darah) yang kita miliki. Namun, karena butuh tenaga khusus maka saat ini empat yang sudah beroperasi. Enam alat masih menyusul untuk kita operasikan," ujar Otniel kepada sejumlah awak media.
Sampai saat ini, lanjut Otniel, sekitar 45 pasien yang mendaftar untuk menjalani cuci darah di RSUD DSR.
"Tenaga medisnya ada enam orang, mulai dari dokter jaga hingga dokter spesialis. Pelayanan seperti bagian lainnya selama jam kerja. Jadi begitu pasien mendaftar akan langsung kita tangani," terangnya.
Ia berharap, dengan adanya ruang hemodialisa, pasien cuci darah dan gagal ginjal di Lamteng bisa melakukan perawatan di RSUD DSR tanpa perlu lagi keluar kota atau rumah sakit lainnya. (*)