Sosok Robertus Robet Ditangkap Dianggap Hina TNI, Berasal dari Lampung dan Dekat dengan AHY
Robertus Robet menjadi perbincangan setelah videonya yang dianggap menghina TNI, viral di media sosial.
Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Nama Robertus Robet menjadi perbincangan setelah videonya yang dianggap menghina TNI, viral di media sosial.
Di dalam video itu, Robertus Robet menyanyikan sebuah lagu tentang ABRI.
Lagu itu Robertus Robet nyanyikan saat aksi Kamisan.
Nyanyian itu dianggap beberapa orang sebagai bentuk penghinaan terhadap institusi TNI.
Dilansir dari Kompas.com. melalui sebuah video, Robet telah memberikan klarifikasi atas orasinya itu.
Pertama, Robet menegaskan bahwa lagu itu bukan dibuat oleh dirinya, melainkan lagu yang populer di kalangan gerakan mahasiswa pada 1998.
Lagu itu dimaksudkan sebagai kritik yang ia lontarkan terhadap ABRI di masa lampau, bukan TNI di masa kini.
Ia juga mengatakan, lagu itu tidak dimaksudkan untuk menghina profesi dan institusi TNI.
"Sebagai dosen saya tahu persis upaya-upaya reformasi yang dilakukan oleh TNI dan dalam banyak kesempatan saya justru memuji reformasi TNI sebagai reformasi yang berjalan paling maju," ujar Robet.
Pihak kepolisian sudah menetapkan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang juga akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robet sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana penghinaan terhadap penguasa atau badan umum di Indonesia.
Robertus ditangkap pada Kamis (7/3/2019) dini hari.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, Robertus akan dipulangkan setelah menjalani pemeriksaan.
Alasannya, ancaman hukuman pada kasus yang menjerat Robertus di bawah 2 tahun.
"Ya (sudah ditetapkan sebagai tersangka), tapi selesai riksa akan dipulangkan karena ancaman hukuman di bawah 2 tahun," kata Dedi melalui pesan singkat kepadaKompas.com, Kamis (7/3/2019).
Menurut keterangan dari pihak kepolisian, Robertus ditangkap karena orasinya saat Aksi Kamisan, di seberang Istana Merdeka, pekan lalu.
Orasi tersebut diduga mengandung unsur penghinaan terhadap institusi TNI.