Tribun Lampung Utara
SMKN 1 Kotabumi Terima 396 Siswa di PPDB 2019
Sebanyak 396 siswa lulusan SMP akan diterima di SMK Negeri 1 Kotabumi, Lampung Utara, dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019
Penulis: anung bayuardi | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG UTARA - Sebanyak 396 siswa lulusan SMP akan diterima di SMK Negeri 1 Kotabumi, Lampung Utara, dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019.
Jumlah tersebut terbagi dalam dua jalur penerimaan, prestasi dan reguler.
Kepala SMKN 1 Kotabumi, Zainal Abidin mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk teknis penerimaan siswa melalui jalur reguler.
"Juknis PPDB jalur reguler belum kami terima," katanya, Rabu (10/4/2019).
Sementara, jalur prestasi sudah berjalan.
Dimana, sebanyak 198 orang sudah melakukan beberapa ujian seperti seleksi administrasi dan praktek sebagai syarat diterimanya dalam PPDB.
Sedangkan sisanya, sebanyak 198 siswa akan diterima melalui jalur reguler.
Jalur prestasi, dilakukannya dengan cara mengundang sebanyak 37 sekolah SMP dan sederajat di Lampung Utara, agar siswanya dapat ikut serta dalam seleksi.
Mereka diundang, terang Dia dianggap sekolah yang memiliki anak berprestasi.
Ia menyebutkan jumlah siswa yang diterima dalam PPDB tahun ini, sama dengan tahun 2018 sebanyak 396 orang.
Siswa baru ini nantinya akan belajar di jurusan yang ada di sekolah tersebut, seperti akuntansi, tata niaga, perbankan, perbankan syariah, Teknologi Komputer Jaringan, Rekayasa perangkat lunak, administrasi perkantoran.
"Di tempat kita ada 11 rombel yang dibuka bagi siswa baru," jelasnya.
Dalam ujian di SMK juga, ada tes kompetensi. Tes ini pihak sekolah mengundang orangtua.
Alasannya, agar pihak sekolah mengetahui sejauh mana dorongan orangtua untuk menyekolahkan anaknya di SMK.
"Kalau di SMK kan ada prakteknya apalagi jurusan TKJ, siswa minimal harus mempunyai laptop. Jadi apakah orangtua mau dan mampu mendukung pendidikan anaknya, dapat diketahui saat tes itu," ujar Zainal.
Ketika disinggung apakah di tempatnya ada jalur biling atau zonasi, dirinya dengan gamblang tidak menerima jalur tersebut.
Ia menjelaskan bagaimana penerimaan jalur zonasi dibuka, sementara masyarakat sekitar tidak ada yang berminat untuk sekolah di SMK.
"Jalur zonasi adanya di SMA," ujarnya.