Tribun Bandar Lampung

Grab Berlakukan Kebijakan Denda Atas Pembatalan Perjalanan, Beginilah Reaksi Pengguna di Lampung

Aplikator transportasi berbasis online Grab mulai menerapkan aturan terbaru dengan memberlakukan denda bagi pelanggan yang melakukan pembatalan.

Penulis: Audy Aminda Yusandani | Editor: Teguh Prasetyo
TribunLampung.co.id/Audy Aminda
Salah satu penumpang Grab di Bandar Lampung 

Laporan Reporter Tribun Lampung Audy Aminda Yusandani

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Aplikator transportasi berbasis online Grab mulai menerapkan aturan terbaru dengan memberlakukan denda bagi pelanggan yang melakukan pembatalan perjalanan.

Kebijakan tersebut mulai berlaku sejak 17 Juni 2019.

Pemberlakuan denda masih dalam tahap uji coba.

Rencananya akan diadakan selama satu bulan di dua lokasi terbatas yakni di Palembang dan Lampung.

Sebagai salah satu lokasi yang menjadi sasaran uji coba, beragam reaksi pengguna aplikasi Grab di Lampung bermunculan.

Salah satunya Rara, mahasiswi S2 Unila yang merasa keberatan dengan kebijakan Grab.

Menurutnya, pemberlakuan denda kepada pengguna aplikasi Grab dirasa kurang efektif karena alasan pembatalan perjalanan tidak selalu murni kesalahan pengguna.

Menurut Rara, kebanyakan pembatalan perjalanan dikarenakan beberapa pertimbangan lain, seperti lokasi driver yang terlalu jauh, driver yang tidak dapat dihubungi, dan permintaan pembatalan dari driver Grab sendiri.

Mulai 17 Juni, Grab Bakal Berlakukan Denda Pembatalan bagi Pelanggan di Lampung

"Paling sering cancel karena permintaan driver. Biasanya driver alasannya macam-macam, lagi pecah ban, kejauhan lah, dia (driver) lagi ada urusan lah dan itu harus kita yang cancel karena kalau driver yang keseringan cancel bisa kena suspend" jelas Rara.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Lily, mahasiswi S1 UIN Raden Intan.

Menurutnya, pemberlakuan denda kepada pengguna terasa sangat tidak adil.

Sama seperti Rara, pembatalan yang dilakukan Lily terkadang merupakan permintaan dari driver Grab.

Menurut Lily, driver Grab terkadang sering melalaikan pekerjaannya dan kurang responsif.

"Aku sering diminta driver untuk cancel perjalanan karena lokasi aku yang terlalu jauh, pernah juga nunggu driver sampe sejam tapi gak dijemput. Kadang pesen makanan suka dibatalin karena tempat makannya antre," ujar Lily.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved