Tribun Lampung Selatan
Untuk Pantau Tsunami yang Disebabkan Bukan dari Gempa Tektonik, BMKG Kini Memiliki Sistem Ina TNT
Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini telah memiliki Indonesia Tsunami Non Tektonik (Ina TNT).
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Teguh Prasetyo
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini telah memiliki Indonesia Tsunami Non Tektonik (Ina TNT).
Ina TNT merupakan sebuah sistem untuk memantau anomali kejadian tsunami yang tidak dikarenakan oleh gempa tektonik.
Hal ini dungkapkan Deputi Geofisika BMKG Pusat, Muhammad Sadly saat menghadiri Sekolah Lapangan Geofisika di Grand Elty Krakatoa Nirwana Resort, Kalianda, pada Senin (15/7/2019).
“Saat ini kita sudah membuat Ina TNT. Yakni sistem pemantau anomaly kejadian tsunami. Ini kita kembangkan dari pengalaman bencana tsunami yang terjadi di Lampung dan Banten karena erupsi/runtuhnya badan Gunung Anak Krakatau (GAK),” kata dia.
Sadly mengatakan, BMKG sudah memiliki sistem peringatan dini (early warning system).
Tetapi untuk early warning system ini akan memberikan peringatan dini untuk potensi tsunami ketika ada gempa tektonik.
BMKG sendiri memiliki tugas untuk memberikan informasi secara cepat dan akurat, agar penanganan bencana dapat dengan cepat dan tanggap.
Informasi peringatan dini ini penting guna menghindarkan banyaknya korban jiwa akibat bencana tsunami.
“Tidak sampai 5 menit, informasi bencana sudah sampai ke BNPB. Sehingga penanganan tanggap bencana akan bisa lebih cepat,” terang dirinya.
• 60 Rambu Evakuasi Tsunami Akan Dipasang di Pesisir Panjang-Telukbetung Timur
Sebelumnya Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Kotabumi menggelar Sekolah Lapang Geofisika (SLG) di Aula Legundi Wahana Grand Elty Krakatoa Nirwana Resort, Kalianda.
Sekolah lapangan ini mengangkat tema “Membangun Masyarakat Lampung yang Tanggap Gempa dan Tsunami”.
Kepala Stasiun BMKG Kota Bumi, Anton Sugiarto mengatakan, SLG bertujuan memberikan pemahaman kepada instansi terkait dan masyarakat akan potensi bencana.
Kegiatan ini ditujukan sebagai rantai peringatan gempa dan tsunami di wilayah Lampung.
“Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 orang dari unsur TNI/Polri, BPND, Kecamatan, Organisasi, sekolah, Tagana dan beberapa pihak lainnya,” kata dia.