Berita Lampung

Waspada Cuaca Buruk, BMKG Lampung Imbau Warga Kurangi Aktivitas Luar

BMKG Lampung memastikan potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih akan mengintai wilayah Lampung sepekan ke depan

Penulis: Hurri Agusto | Editor: soni yuntavia
Dokumentasi Tribunlampung.co.id
CUACA BURUK - Ilustrasi Cuaca Buruk. BMKG Lampung mengimbau agar masyarakat mengindari atau mengurangi aktivitas luar ruangan saat terjadi cuaca buruk, Selasa (18/11/2025).. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Tragedi tewasnya dua wanita di Tanjung Bintang Lampung Selatan akibat sambaran petir saat beraktivitas di sawah pada Senin (17/11/2025), menjadi peringatan keras bagi warga terhadap ancaman bahaya akibat cuaca buruk.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memastikan potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih akan mengintai wilayah Lampung sepekan ke depan.

Selain itu, potensi bencana lain, seperti banjir bandang hingga longsor, sangat mungkin terjadi saat cuaca buruk.

Untuk itu, BMKG mengimbau agar masyarakat mengindari atau mengurangi aktivitas luar ruangan saat terjadi cuaca buruk.

Prakirawan BMKG Lampung, Yoyok Dewantoro, menjelaskan secara umum, kondisi cuaca di Lampung selama tujuh hari ke depan diprediksi cerah berawan hingga hujan ringan.

Namun, Yoyok menegaskan masyarakat tidak boleh lengah karena potensi hujan deras disertai kilat dapat muncul sewaktu-waktu.

"Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diprediksi muncul terutama pada siang dan sore hari.

Namun ada potensi kemungkinan terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di wilayah Lampung," ujar Yoyok Dewantoro dikonfirmasi, Selasa (18/11).

Dengan kondisi cuaca yang tidak stabil ini, Yoyok menyoroti risiko sambaran petir, cenderung tinggi saat pembentukan awan konvektif yang cepat, utamanya pada siang menjelang sore hari.

BMKG juga merinci sejumlah potensi bencana yang harus diwaspadai masyarakat Lampung akibat curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem. Diantaranya, banjir, longsor, angin puting beliung, kilat atau petir, gelombang tinggi, gangguan jarak pandang, hingga gangguan listrik atau infrastruktur lainnya.

"Curah hujan tinggi dalam waktu singkat dapat menyebabkan banjir lokal di dataran rendah. Khusus untuk wilayah dengan kemiringan lereng curam, seperti Lampung Barat, Tanggamus, dan Pesisir Barat, risiko banjir bandang sangat tinggi," ujar Yoyok.

Kemudian, hujan berintensitas tinggi dan durasi lama meningkatkan kejenuhan tanah, yang memicu longsor. Yoyok menyebut, ancaman longsor ini terutama terjadi di jalur pegunungan dan tebing.

"Titik rawan di jalan lintas barat juga berpotensi tertutup material longsoran, terutama di area Lampung Barat, Tanggamus, dan Pesisir Barat," jelasnya.

Selain itu, BMKG mencatat perkembangan awan konvektif cepat juga dapat memicu angin kencang sesaat (puting beliung) yang berpotensi merobohkan pohon, merusak atap rumah, dan mengganggu jaringan listrik.

Awan konvektif sendiri merupakan awan yang terbentuk akibat proses konveksi, yaitu pergerakan vertikal udara hangat yang naik karena lebih ringan daripada udara di sekitarnya.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved