Perempuan Bawa Granat dan Pertempuran Sengit Tak Seimbang, dari 30 Cuma 9 Prajurit TNI yang Selamat

Perempuan Bawa Granat dan Pertempuran Sengit Tak Seimbang, dari 30 Cuma 9 Prajurit TNI yang Selamat

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Ilustrasi - Perempuan Bawa Granat dan Pertempuran Sengit Tak Seimbang, dari 30 Cuma 9 Prajurit TNI yang Selamat 

Perempuan Bawa Granat dan Pertempuran Sengit Tak Seimbang, dari 30 Cuma 9 Prajurit TNI yang Selamat

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pertempuran sengit dan tak seimbang sempat dialami oleh prajurit TNI AD saat ditugaskan di Timor Timur.

Dari 30 prajurit TNI AD yang diberangkatkan, hanya sembilan orang yang pulang dengan selamat.

Dilansir dari buku '328 Para Battalion, The Untold Stories of Indonesian Legendary Paratroopers, Setia-Perkasa-Rendah Hati' terbitan Elex Media Komputindo, pertempuran sengit dan tak berimbang di Timor Timur ini diceritakan oleh seorang prajurit TNI AD bernama Sersan Mayor Didin Somantri.

Didin Somantri memiliki pengalaman tempur yang mumpuni saat menjalankan misi di Mapenduma.

Saat operasi di Timor Timur pada tahun 1978 lalu, Didin Somantri dan rekan-rekannya ditugaskan dalam misi perebutan Matabean.

Didin Somantri yang merupakan ahli navigasi darat mengungkapkan, Batalyon 328 saat itu mendapatkan tugas merebut sasaran Matabean.

Menurutnya, saat itu selain medan tempur Matabean yang sangat berat, masyarakat setempat menurut Didin juga memiliki posisi yang menguntungkan.

Sebab, dengan kekuatan empat kabupaten, yaitu Bacau, Pile, Langen, dan Los Palos, mereka memiliki posisi yang lebih memungkinkan untuk melemparkan batu dari ketinggian tebing.

Kalau Tidak Jadi Tentara, Saya Akan Jadi Bajingan: Preman Terminal Akhirnya Jadi Prajurit Kopassus

Seusai Mimpi Didatangi Para Jenderal hingga Pohon Besar Tumbang, Komandan TNI Nekat Gempur KKB Papua

 

Ilustrasi: prajurit TNI AD
Ilustrasi: prajurit TNI AD (KOMPAS.com/Ika Fitriana)

"Jadi pertempuran tak seimbang," tulis Didin dalam buku tersebut.

Didin Somantri saat itu mendapatkan tugas sebagai penembak senapan kompi C Peleton 2.

Akibat pertempuran yang tak seimbang itu, sejumlah personel prajurit TNI AD pun gugur.

"Danton Didi Haryadi gugur. Dari 30 prajurit, yang bisa kembali hanya 9 prajurit," tulis dalam buku tersebut.

Sehingga, bisa jadi yang gugur dalam pertempuran itu mencapai 21 orang.

Dalam buku itu disebutkan, sasaran 7 merupakan sasaran yang paling berat.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved