TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebelum ditangkap Densus 88, terduga teroris berinisial RS alias PS asal Lampung, ternyata sempat pergi ke Palu, Sulawesi Tengah.
Hal ini diungkapkan oleh Saiung Siswomulyono ketua RT 3 LK II Gang Suhada Penengahan Raya Kecamatan Kedaton , Bandar Lampung, tetangga terduga teroris RS yang ditangkap Densus 88.
Saiung mengatakan, mendapatkan cerita tentang kepergian terduga teroris ke Palu dari orang tua RS, sebelum RS ditangkap Densus 88.
"Jadi RS itu baru pulang 20 hari yang lalu dari Palu," ungkapnya, Minggu 10 Maret 2019.
Lanjut Saiung, selama dua puluh hari setelah dari Palu, RS tidak pernah keluar rumah.
"Awalnya sih sering keluar ke masjid, tapi setelah dari Palu di rumah saja," sebutnya.
Tak hanya itu, kata Saiung, sebelum ke Palu RS sempat satu bulan merantau di Serang Banten.
"Itu adiknya yang masih SD diajak langlang buana ke mana-mana, katanya ke Serang Banten," ucapnya.
"Di Banten itu kira-kira sebulan, baru ke Palu," tambahnya.
Beber Saiung, RS pulang setelah ia mimpi bersimpuh di kaki ibunya.
"Alasan pulang mimpi nyium kaki mak (ibu) nya, pulang ke sini gak ada ongkos akhirnya jual HP," jelasnya.
Kepergian RS ke Palu, Saiung mengaku tidak tahu karena keluarga juga tidak diceritakan.
"Mungkin ada jaringan, mungkin, tapi dia gak pernah cerita sama keluarga," tandasnya.
Teriak Penghianat
Saat sebelum dibawa oleh Polisi, terduga teroris berinisial RS alias PS saat ditangka Densus 88 sempat berteriak penghianat.