Hatta Rajasa Mundur, Kelanjutan Proyek Jembatan Selat Sunda Dipertanyakan
Kita ngitung benefit and cost untuk makro ekonomi, bukan hanya partial. Selama ini konsentrasi pembangunan lebih ke wilayah barat
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA-Selepas pengunduran diri Hatta Rajasa dari jabatannya sebagai Menko Bidang Perekonomian demi membersama Prabowo Subianto melaju di pilpres 2014, pertanyaan akan kelanjutan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) menyeruak.
Direktur Eksekutif INDEF Enni Sri Hartati mengungkapkan, ada beberapa alasan mengapa banyak pihak tidak setuju proyek yang masuk MP3EI itu tidak layak dilanjutkan.
"Kita ngitung benefit and cost untuk makro ekonomi, bukan hanya partial. Selama ini konsentrasi pembangunan lebih ke wilayah barat. (JSS) Ini bisa jadi akan memperlebar kesenjangan barat dan timur, padahal potensi yang belum digali di timur," jelas Enni dihubungi Kompas.com, Kamis (15/5/2014).
Meskipun data KP3EI menunjukkan investasi yang masuk ke luar Jawa semakin besar, namun menurut Enni belum banyak yang digali dari potensi di kawasan timur Indonesia.
Dia mencontohkan, Nusa Tenggara Timur memiliki potensi sebagai lumbung garam. "Bahkan garam industri yang selama ini kita impor. Kalau itu bisa dilakukan NTT kebutuhan garam industri kita bisa lepas dari ketergantungan impor," imbuhnya.
Menurut Enni, tidak jelasnya penguasaan lahan pantai membuat potensi tersebut urung digali. Tak ayal, ada pihak yang mendapatkan konsesi 30 tahun pemanfaatan lahan pantai tersebut. "Ini kan aneh. Masa negara kalah sama preman-preman?" ucapnya.
Selain potensi perikanan dan kelautan, kawasan timur Indonesia juga kaya akan potensi peternakan, serta pertanian. Enni bilang, satu-satunya stimulus yang amat sangat dibutuhkan pengusaha untuk menjamah kawasan timur Indonesia adalah infrastruktur.
"Alasan kedua kenapa JSS tidak perlu dilanjutkan, ini kan studi ekonominya masih banyak kontroversi antara cost and benefit. Siapa yang menikmati benefit dan siapa yang menanggung cost jadi krusial," terangnya.
Enni menuturkan, ketika hal tersebut masih menjadi perdebatan dan kontroversi, maka seharusnya ada pengkajian yang lebih intensif. Hal tersebut dimaksudkan agar proyek JSS betul-betul mendatangkan pemanfaatan yang lebih besar.