Jaringan ISIS

Banyak Orgil Baru, Rela Ledakkan Dirinya Tertawa sehabis Meledakkan

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan, prajurit TNI khususnya Bintara Pembina Desa (Babinsa)

Editor: soni

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan, prajurit TNI khususnya Bintara Pembina Desa (Babinsa) tidak akan ada maknanya jika tidak mendapat dukungan rakyatnya.

Karena itu, terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Panglima TNI juga meminta peran serta aktif masyarakat mengawasi tentang kemungkinan munculnya paham ISIS di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Panglima TNI dari data World Health Organization (WHO), merinci jumlah gangguan jiwa di tiap negara mencapai 30 persen dari total penduduk. Gangguan jiwa berat mencapai tiga persen dari total 30 persen tersebut.

"Di Indonesia ada tujuh jutaan yang mengidap penyakit jiwa. Data Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, di Indonesia ada satu juta yang mengalami gangguan jiwa berat," kata Jenderal TNI Moeldoko, Minggu (7/9/2014).

Lebih lanjut, dirinya menyebutkan banyak pengidap gangguan jiwa di tengah masyarakat. Namun sekarang banyak 'orang gila' yang lebih membahayakan dari orang gila sebenarnya. 'Orang gila' ini bukan membangun nasionalisme untuk bangsanya (Indonesia), namun membangun patriotisme untuk negara lain. Pulang dari negara lain justru memusuhi bangsanya sendiri.

"Sekarang di Indonesia banyak orang gila baru. Dia rela mengorbankan dirinya, meledakkan dirinya. Tertawa sehabis meledakkan," kata Jenderal TNI Moeldoko.

Dalam sambutan di acara peresmian Pondok Pesantren (Ponpes) dan Rehabilitasi Mental Az-Zainy pimpinan KH Zain Baik di Desa Pandan Ajeng, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat malam (5/9/2014), Moeldoko juga berpesan kepada semua peserta yang hadir untuk kembali dan menjalankan ajaran agama masing-masing.

"ISIS harus kita lawan dengan SUMUK. Apa itu? Solidaritas Umat Muslim untuk Kebhinekaan dan Keberagaman," tegas Moeldoko disambut tepuk tangan santri yang hadir.

Dalam peresmian tersebut turut hadir Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sughiarta, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko dan ulama se-Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota/Kabupaten Pasuruan) serta sekitar seribu lebih santri dan santriwati Ponpes dan Rehabilitasi Mental Az-Zainy.

Selain peresmian Ponpes Az-Zainy, dilaksanaka  juga deklarasi 'Pernyataan Sikap dan Penolakan Gerakan ISIS' yang direstui oleh Ulama Se-Malang Raya. Ulama Se-Malang Raya dan seluruh lapisan masyarakat Malang Raya, bersedia dan rela berada dibarisan terdepan untuk mengamankan dan melindungi NKRI dari seluruh ancaman gerakan yang meresahkan dan menyesatkan.

Para Ulama ini menganggap bahwa paham ISIS tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila dan Kebhinekaan yang bernaung dalam NKRI, sehingga mereka berkeyakinan dan bertekad sepenuh hati dengan tegas MENOLAK sekaligus MELARANG aliran ISIS tersebut untuk memasuki dan menyebar di wilayah Malang Raya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved