Letusan Tambora di Indonesia Menghalangi Musim Panas di Eropa
material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Tambora mencapai 150 km kubik atau 150 miliar meter kubik, sementara Merapi 150 juta meter kubik.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-Pada 10 April 1815, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mengeluarkan letusan dahsyat. Letusan itu merupakan yang terbesar dalam sepanjang sejarah dunia modern, dengan volcanic explosivity index pada skala 7 (VEI-7).
Letusan pertama pada 5 April 1815 mengejutkan tentara Hindia Belanda di Pulau Jawa karena menduga suara menggelar itu adalah bunyi meriam yang ditembakkan musuh.
Selama letusan utama yang berlangsung sekitar dua hari, material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Tambora mencapai 150 km kubik atau 150 miliar meter kubik, sementara Merapi 150 juta meter kubik.
Lihat Video di bawah ini:
Letusan Tambora 1.000 kali lebih dahsyat dibandingkan Merapi pada 2010 lalu.
Hujan abu vulkanik Gunung Tambora sampai Pulau Sulawesi dan Jawa Timur. Aerosol Sulfat Tambora mencapai atmosfer dan bahkan sampai menghalangi musim panas di Eropa, setahun setelah letusan yang kemudian dikenal sebagai 'tahun tanpa musim panas'.
Berbagai catatan menuliskan tentang dahsyatnya letusan Gunung Tambora seperti memoir Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles dan juga Naskah Kerajaan Bima Bo Sangaji Kai.
Ahli filologi yang juga merupakan putri dari Sultan terakhir Bima, Muhamad Salahuddin, Siti Maryam Salahuddin, menceritakan isi naskah tentang peristiwa letusan Gunung Tambora, yang ditulis dengan huruf Arab-Melayu. (BBC)