60 Tahun KAA

Fadli Zon: Ucapan Jokowi soal IMF, Bank Dunia Patut Diacungi Jempol

Fadli mengingatkan, pernyataan Jokowi itu akan menimbulkan konsekuensi yang cukup tinggi.

TRIBUNNEWS / DANY PERMANA
Presiden Joko Widodo bersama para pimpinan negara lainnya berfoto bersama dalam pembukaan Asian African Summit yang merupakan rangkaian Konferensi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (22/4/2015). Sebanyak 106 negara yang berpartisipasi akan menghadiri rangkaian Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung yang digelar hingga 24 April. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengapresiasi sikap tegas Presiden Joko Widodo yang mengkritik lembaga keuangan dunia. Pernyataan Jokowi itu menunjukkan bahwa dirinya ingin terlepas dari lembaga tersebut.

"Saya sangat mendukung itu. Itu suatu ucapan dan sikap yang pantas diacungi jempol dan diapresiasi. Dan itulah kita kalau kita ingin merdeka," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Kamis (23/4/2015).

Meski demikian, Fadli mengingatkan, pernyataan Jokowi itu akan menimbulkan konsekuensi yang cukup tinggi. Jokowi harus memperbaiki perekonomian Tanah Air dan membebaskan Indonesia dari jerat lembaga keuangan internasional.

"Artinya Pak Jokowi nanti bicara seperti itu, tapi pinjam uang ke World Bank, pinjam utang luar negeri ke ADB, IMF. Apa yang diucapkan harus satu kata dengan perbuatan," kata politisi Partai Gerindra itu.

Jokowi sebelumnya mengkritik sejumlah lembaga internasional. Selain PBB, Presiden juga mengkritik keberadaan dua lembaga keuangan dunia yang dianggap tidak membawa solusi bagi persoalan ekonomi global, yakni Bank Dunia dan IMF.

"Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh World Bank, IMF, dan ADB adalah pandangan yang usang dan perlu dibuang," ujar Jokowi dalam pidatonya, Rabu (22/4/2015).

Jokowi berpendirian, pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya pada tiga lembaga keuangan internasional itu. Menurut dia, negara-negara Asia dan Afrika wajib membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan dunia baru.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved