60 Tahun KAA

Pidato Jokowi Dipuji, tetapi Jangan Cuma Jadi Retorika

Nah sekarang alternatifnya apa untuk melakukan support pembangunan di negara-negara Afrika terutama?

Associated Press/Kompas.com
Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Indonesia Joko Widodo, dan perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bersiap untuk foto grup bersama memepringati Konferensi Asia Afrika ke-60 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pidato Presiden Joko Widodo pada pembukaan Konferensi Asia Afrika, Rabu (22/4/2015) "menjewer" badan ekonomi dunia yaitu Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Pasalnya, 3 badan ekonomi tersebut dianggap tak berkontribusi maksimal menyelesaikan masalah ekonomi negara-negara yang tertinggal di Asia dan Afrika.

Namun, pidato tersebut diharapkan tak hanya jadi retorika semata. Presiden, melalui KAA, ditunggu melakukan upaya nyata suatu badan baru yang benar-benar berfungsi bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat di Asia dan Afrika.

"Pidato tersebut bagus, retorikanya. Nah sekarang alternatifnya apa untuk melakukan support pembangunan di negara-negara Afrika terutama? Kan tidak ada. Makanya peran badan baru di luar Bank Dunia itu perlu," ujar pengamat ekonomi Didik J. Rachbini kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Didik menjelaskan, badan keuangan terutama Bank Dunia bagi negara-negara di Asia dan Afrika memiliki kontribusi yang berbeda-beda. Bagi negara-negara yang maju dan berkembang pesat, peran Bank Dunia tak lagi besar. Bahkan dia menyebut Bank Dunia saat ini layaknya anak kecil jika dibandingkan Jepang, Tiongkok, India, bahkan Indonesia.

Namun di sisi lain, beberapa negara Asia dan Afrika yang tertinggal masih sangat tergantung dengan Bank Dunia. Oleh karena itu, apabila badan keuangan tersebut dinilai tak mampu menyelesaikan masalah ekonomi di negara Asia-Afrika, maka pembentukan badan keuangan alternatif mesti dibentuk.

"Pidato itu dipuji ya saya setuju secara politik bagus estetikanya. Tapi kan kalau mau realistik dalam ekonomi ya harus direalisasikan upaya membikin alternatif itu," kata dia.

Saat ini, negara-negara Asia dan Afrika belum sepenuhnya lepas dari kemiskinan. Bahkan kelaparan masih kerap terjadi di negara-negara kedua benua tersebut. Di sisi lain, ketimpangan ekonomi sosial pun kian menjadi-jadi, bukti pembangunan belum dirasakan semua lapisan masyarakat Asia-Afrika.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved