Ahok Ibarat Macan Gila di Antara Serigala
Bahkan saya lihat dia tidak sayang sama nyawa karena diancam-ancam.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Beberapa relawan membantu kelompok "Teman Ahok" mengumpulkan KTP untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama maju dalam Pilkada DKI 2017 mendatang. Salah satunya, dengan membuka posko pengumpulan KTP di restoran milik mereka.
Adalah Heru dan Swan Kumarga. Pasangan suami-istri itu menjadikan restoran mereka sebagai posko pengumpulan KTP untuk mendukung Ahok, sapaan karib Basuki, setiap Sabtu dan Minggu.
"Sabtu-Minggu pasang banner "Teman Ahok" di restoran, sehari bisa mencapai 250 (di awal). Kalau sekarang rata-rata 125 tercapai karena sebagian sudah kumpulin di (posko) mal," ujar Swan dalam acara Piknik Senja yang digelar "Teman Ahok", di Komplek Graha Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (19/9/2015).
Menurut Swan, posko yang ada di restorannya tersebut merupakan cikal bakal didirikannya posko-posko di mal. Ia sudah membuka posko tersebut sejak sekitar 2 bulan yang lalu.
Swan, dan suaminya, Heru, mengaku rela menjadikan tempat bisnisnya sebagai posko "Teman Ahok" karena mengagumi gaya kepemimpinan Ahok.
"Saya melihat Ahok itu sosok pemimpin yang tegas dan rada gila, tapi gilanya baik, kejujurannya kelihatan," kata Swan.
Heru menyebut Jakarta membutuhkan orang seperti Ahok. Ia percaya bahwa Ahok tulus mengabdikan dirinya kepada masyarakat.
"Dia (Ahok) sudah mengorbankan kenyamanan dan ketenangan keluarganya. Bahkan saya lihat dia tidak sayang sama nyawa karena diancam-ancam. Tetapi di Jakarta ini dibutuhkan seekor macan gila (Ahok) untuk hidup di antara serigala," tutur Heru.
Ahok disebut macan sebab gaya kepemimpinannya yang tegas dan blak-blakan. Hal itu pun memang menjadi salah satu ciri khas Ahok yang dikenal masyarakat.
"Saya suka celetukan-celetukannya Ahok," ujar Hesty, salah satu peserta yang hadir dalam Piknik Senja.
Menurut Hesty, celetukan-celetukan Ahok itulah yang membuatnya berangkat ke acara Piknik Senja. Bahkan, ia pun mengajak kedua rekannya untuk turut hadir dalam acara tersebut.
Lumrah dan wajar
Muncul gerakan "Lawan Ahok" sebagai wadah masyarakat yang tidak menyetujui kebijakan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama selama memimpin DKI Jakarta.
Sebelum muncul gerakan ini, sebuah gerakan yang bertujuan sebaliknya, yaitu mendukung Ahok (sapaan Basuki) sudah lebih dulu muncul dengan nama "Teman Ahok".
Bagaimana tanggapan "Teman Ahok" mengenai adanya gerakan "Lawan Ahok" ini? "Menurut kami, "Teman Ahok", pro dan kontra terhadap suatu kepemimpinan atau kebijakan itu hal yang lumrah dan wajar. Kami melihat Pak Ahok ini juga bukan sosok yang anti atau kebal terhadap kritik kok," ujar juru bicara "Teman Ahok", Amalia, Minggu (30/8/2015).
Amalia mengaku tidak masalah dengan kemunculan gerakan yang memiliki tujuan berbeda dengan gerakannya. Gerakan "Lawan Ahok", kata dia, justru merupakan sebuah tantangan baru bagi dia dan teman-temannya yang selama ini berjuang untuk mengumpulkan KTP untuk Ahok.
Amalia mengatakan, gerakan "Lawan Ahok" telah memacu mereka untuk lebih kreatif lagi dalam mengumpulkan KTP.
"Kami menganggap ini sebagai suatu tantangan agar bisa lebih kreatif lagi dalam melakukan penggalangan KTP dukungan masyarakat DKI untuk Pak Ahok," ujar Amalia.
Untuk diketahui, Aksi pengumpulan KTP dilakukan menyusul adanya peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 9 Tahun 2015 yang memperketat syarat pencalonan kader independen.
Salah satu syaratnya adalah pengumpulan KTP tidak bisa lagi dilakukan melalui email atau online, tetapi harus memiliki keabsahan dalam bentuk cetak fisik.
Saat ini Ahok pun tidak bergabung di partai politik manapun. Sejumlah kalangan, bahkan Ahok sendiri memprediksi kemungkinan besar akan maju melalui jalur independen.
Hal itulah yang melatarbelakangi gerakan "Teman Ahok". Di samping itu, sejumlah organisasi juga telah mendeklarasikan berdirinya gerakan "Lawan Ahok", Sabtu (22/8/2015).
Para anggota gerakan ini menyatakan berdirinya gerakan "Lawan Ahok" berawal dari kejengahan atas kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.