Mensos Rogoh Kocek Rp 2,4 Juta Bayari 15 Kg Beras Warga

"15 kg ini saya yang bayar. Bukan gratis ya, tapi kali ini saya yang bayar,"

Editor: Reny Fitriani
kompas.com/ syahrul munir
Khofifah saat melakukan seremonial penyaluran beras restra ke 13 kepada perwakilan penerima di halaman rumah Kepala Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Senin (21/9/2015). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, UNGARAN - Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sesuai dengan keputusan yang diambil Presiden Joko Widodo, maka penyaluran Beras Sejahtera (rastra) tahun ini akan ditambah di bulan September dan Oktober. Dengan demikian akan ada penyaluran ke-13 dan ke-14.

"Ini tambahan (restra) supaya sejahtera, jadi bulan ini ditambah. Nanti November juga," kata Khofifah saat melakukan seremonial penyaluran beras restra ke 13 kepada perwakilan penerima di halaman rumah Kepala Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Senin (21/9/2015).

Menurut Khofifah, pendistribusian Rastra ke-13 itu serentak dilakukan di seluruh Indonesia. Dengan adanya penambahan penyaluran Rastra ke-13 dan ke-14, maka Rastra yang disalurkan bertambah 460.000 ton.

"Seluruh Indonesia itu 230.000 ton per bulan, jadi untuk 12 bulan mencapai 2,7 juta ton. Terus kita menambah 460.000 ton untuk tambahan yang dua bulan itu," ujar Khofifah.

Di Desa Ngrawan, sebanyak 103 kepala keluarga mendapatkan Restra. Setiap penerima mendapatkan beras masing-masing seberat 15 kg dengan harga hanya Rp 24.000. Namun khusus untuk Desa Ngrawan yang mendapatkan jatah sekitar 1,6 ton hari ini, para penerima tidak dipungut biaya karena dihadiri Mensos.

"15 kg ini saya yang bayar. Bukan gratis ya, tapi kali ini saya yang bayar," ungkap Khofifah kepada warga. Artinya, Khofifah merogoh kocek Rp 2.472.000 untuk menalangi harga beras tersebut.

Khofifah juga menyempatkan memeriksa kualitas beras yang disalurkan itu. Ia menegaskan beras yang layak bisa dilihat dari tampilan fisik. Beras tidak kecoklatan, tidak ada batu, tidak berkutu, tidak berjamur, dan tidak berbau apek.

Jika memang ada beras yang tidak layak, kata Khofifah, hal itu bisa terjadi karena beras lama berada di gudang, akibat terbatasnya unit penyimpanan. "Jadi ada pas masuk kualitas medium, tapi kalau menyimpan kelamaan, banyak gudang unit terbatas jadi ketumpuk. Kalau unit banyak, bisa yang masuk duluan keluar duluan. Makanya kita monitoring," kata dia.

Selain melakukan penyaluran rastra, Mensos juga meluncurkan Program Desa Sejahtera Mandiri di lokasi yang sama. Program Kemensos terbaru itu ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu) milik Ny Sukiyem (64), seorang janda yang tinggal sendirian di rumahnya yang nyaris roboh.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved