Sidang MKD Setya Novanto

Ogah Berpolemik dengan Luhut, Sudirman: Ada yang Sensitif Saya Lapor Presiden

Sudirman Said menegaskan telah berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo setelah mendapat informasi ada pencatutan namanya

Editor: soni
kompas.com
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memberikan keterangan pers di depan ruang Majelis Kehormatan Dewan (MKD) usai melaporkan tentang oknum politisi yang menyalahgunakan nama Presiden dan Wakil Presiden, di Gedung MPR DPR, Jakarta, Senin (16/11/2015). Sudirman Said melaporkan nama, waktu, tempat kejadian, dan pokok pembicaraan yang dilakukan oknum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan pimpinan PT Freeport, dan berharap MKD menindaklanjuti kasus tersebut. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menegaskan telah berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo setelah mendapat informasi ada pencatutan namanya yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto.

Pencatutan itu terjadi pada 8 Juni 2015, ketika Setya bercakap-cakap dengan pengusaha Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin.

"Seminggu setelah ada informasi adanya pertemuan ketiga, saya bertemu Presiden. Saya merasa bahwa ini harus diketahui Presiden," kata Sudirman saat menghadiri persidangan sebagai saksi di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Kompleks Parlemen, Rabu (2/12/2015).

Pernyataan Sudirman tersebut menjawab pertanyaan anggota MKD Akbar Faisal. Mendengar jawaban Sudirman, anggota Fraksi Nasdem itu lantas mengkonfrontir pernyataan tersebut dengan pernyataan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan.

Luhut sebelumnya menyebut jika laporan Sudirman dilakukan atas inisiatif sendiri dan belum berkoordinasi dengan Presiden.

"Jadi anda membantah pernyataan kolega anda sendiri?" tanya Akbar.

"Presiden katakan bahwa menteri tidak boleh berpolemik. Tapi saya sudah berkoordinasi (dengan Presiden)," jawab Sudirman.

Akbar lantas kembali bertanya kepada Sudirman ihwal penyebutan nama Luhut di dalam pembicaraan yang membahas persoalan renegoisasi kontrak Freeport itu.

Menurut Akbar, dari informasi yang ia peroleh dari sejumlah pemberitaan, nama Luhut disebut hingga 66 kali di dalam pembicaraan itu.

"Ada 66 kali nama kolega anda disebut, Luhut Binsar Panjaitan. Apa anda tidak merasa perlu koordinasi?" kata Akbar.

Sudirman mengatakan, secara hierarkis kedudukan jabatan di kabinet, Menteri ESDM berada di bawah koordinasi Menko Perekonomian. Selain itu, ia merasa, jika ada hal penting maka sebaiknya langsung dikomunikasikan dengan Presiden.

"Kami merasa Yang Mulia, pemimpin saya adalah Presiden. Maka, kalau ada hal yang sensitif saya lapor Presiden," jawab Sudirman.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved