Pilkada Serentak 9 Desember

"Sepi Sekali, Jadi Enggak Pilkadanya"

Permukiman sekitar tempatnya sama sekali tidak ada poster, spanduk, atau stiker para pasangan calon yang akan bertanding merebut kursi wali kota

Editor: Reny Fitriani
net
ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pemilihan kepala daerah di Kota Depok dan Kota Tangerang Selatan tinggal sepekan lagi. Namun, penyelenggaraan perhelatan pesta demokrasi serentak ini tidak mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Sebagian warga menyatakan sosialisasi masih amat kurang.

"Sepi sekali. Warga di sini sampai bertanya, jadi enggak pilkadanya," kata Abdulah (52), warga Kampung Utan, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Rabu (2/12).

Padahal, Airin Rachmi Diany, salah satu calon wali kota, beberapa waktu lalu sudah pernah sosialisasi di Kampung Utan.

Abdulah mengatakan, di permukiman sekitar tempatnya sama sekali tidak ada poster, spanduk, atau stiker para pasangan calon yang akan bertanding merebut kursi wali kota dan wakil wali kota.

Tiga pasang calon wali kota dan wakil wali kota Tangsel itu adalah Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra; Arsid-Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri; dan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie.

"Spanduk, umbul-umbul, dan stiker hanya dipasang di sekitar kelurahan, kecamatan, dan beberapa titik di pinggir jalan raya. Itu pun jumlahnya sangat terbatas," cerita Abdulah.

Suasana pilkada kali ini, ujar pegawai swasta tersebut, jauh berbeda dengan pilkada sebelumnya.

Menjelang pilkada, biasanya tukang becak, ojek, dan pemulung panen kaus bergambar pasangan calon. Sekarang, hanya sebagian kecil dari mereka yang mendapat kaus kampanye.

Doddy (33), warga Perumahan Manggis Terrace, Pondok Kacang, juga merasakan hal sama. "Kalau lagi kumpul warga, kami sering ngobrol, kok, kali ini masa kampanye panjang, tapi suasananya sepi," ujar Doddy.

Hanya boleh KPU

Ali Irfan (36), warga Kompleks Cendana Residence, Ciputat Timur, yang juga Ketua Jaringan Pemilih Tangerang Selatan (JPTS), menjelaskan, sepinya suasana kampanye akibat perubahan regulasi pilkada yang membatasi sosialisasi hanya oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).

Aturan ini membatasi ruang gerak pasangan calon untuk melakukan sosialisasi, khususnya di ruang terbuka.

Hal ini sangat mengkhawatirkan karena bisa berdampak pada rendahnya partisipasi warga untuk ikut serta dalam pesta demokrasi ini.

Dalam Diskusi Jelang Pilkada yang diselenggarakan PWI Tangerang Selatan bekerja sama dengan KPU Tangerang Selatan, Senin (30/11), calon wali kota Tangerang Selatan nomor urut 2, Arsid, pun mengeluh.

"Bagaimana tidak sepi, kami terbatas bergerak sosialisasi karena alat peraga disediakan KPU. Kampanye sudah dimulai akhir Juli, tetapi alat peraga baru ada dan dipasang sebulan terakhir. Itu pun jumlahnya sangat terbatas," ujar Arsid.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved