PSK Ini Mengaku Dipaksa Layani Nafsu Oknum Bapol PP Saat Dirazia

Seorang pekerja seks komersial (PSK) di Kota Bandar Lampung, mengaku mendapat pelecehan seksual dari petugas Badan Polisi Pamong Praja (Bapol PP)

Kompas.com
Puluhan orang mendatangi Kantor Wali Kota Bandar Lampung memprotes tindakan pelecehan seksual oknum Bapol PP, terhadap para PSK yang terjaring dalam razia. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Seorang pekerja seks komersial (PSK) di Kota Bandar Lampung, mengaku mendapat pelecehan seksual dari petugas Badan Polisi Pamong Praja (Bapol PP) saat menggelar razia.

PSK tersebut dipaksa melayani nafsu petugas Satpol PP itu.

"Kan, saya baru ketangkep terus bapak itu nyuruh... (mendeskripsikan perbuatan yang disuruh Bapol PP)," kata PSK itu di Bandar Lampung, Selasa (15/12/2015).

Tentu, wanita tersebut tidak mau memenuhi keinginan petugas tersebut. Namun, dia terus dipaksa.

"Bapak itu bilang begini, 'Dek, kamu kan belum dapat uang, ya anggap saja untuk tambahan biaya kamu sekolah'," kata dia.

Selain itu, ada satu lagi PSK yang juga mengaku mendapat perlakuan tak patut dalam razia penyakit masyarakat itu.

"Saya disuruh membersihkan sampah yang berserakan, kemudian berjalan jongkok dan tangan saya diinjak, dan bokongnya dipukul," kata dia.

Kemudian, uang milik PSK itu diambil petugas, dan dia disuruh pulang dengan berjalan kaki dari lokasi razia ke rumahnya, yang berjarak sekitar enam kilometer.

Tindakan pelecehan terhadap PSK menimbulkan kemarahan dari sejumlah LSM. Salah satunya ialah Perjuangan Rakyat Lampung yang menggelar aksi di depan Kantor Wali Kota Bandar Lampung.

Menurut koordinator lapangan Adi Wijaya, tindakan asusila yang dilakukan petugas Satpol PP bukan hanya sekali. Hanya saja, para PSK itu tidak pernah melaporkan karena tidak memiliki bukti yang kuat untuk dilanjutkan ke ranah hukum.

"Orang yang terjaring dalam razia selalu yang itu-itu saja sebenarnya, tetapi pemerintah tidak pernah memberi solusi konkret," kata dia.

Dia mengatakan, tidak ada orang yang bercita-cita menjadi PSK kalau bukan karena terdesak kebutuhan ekonomi.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved