Kampung Gafatar Dibakar

Anak-anak Eks Anggota Gafatar Ini Tetap Tersenyum Meski Tak Tahu Mau Dibawa ke Mana

Intan (11) dan Jihan (9) di antara anak-anak tersebut, sesekali masih dapat tersenyum.

TRIBUN PONTIANAK
Sejumlah anak-anak eks anggota Gafatar saat dievakuasi di gedung Loka Bina Karya di Jl Oevang Oeray Sintang Kota Selasa (19/1/2016). Mereka tidak tahu permasahan yang membuat mereka terpaksa harus pergi dari tempat tinggalnya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SINTANG - Tim gabungan Pemkab Sintang mengevakuasi sembilan kepala keluarga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), yang tinggal di Desa Simba Kecamatan Binjai, Selasa (19/1/2016).

Tampak di antaranya adalah puluhan-anak-anak yang harus tinggal sementara di gedung Loka Bina Karya, Jl Oevang Oeray, Sintang Kota.

Intan (11) dan Jihan (9) di antara anak-anak tersebut, sesekali masih dapat tersenyum. Mereka bersama rombongan orangtua mereka, terpaksa meninggalkan pemukiman yang mereka tempati setahun terakhir.

Intan mengaku bingung hendak dibawa ke mana. Meski demikian, senyum keduanya seakan, tak menghiraukan persoalan yang dihadapi mereka, apalagi tentang organisasi Gafatar.

"Nggak takut. Biasa-biasa saja. Nggak tahu juga mau dibawa ke mana lagi," katanya menjawab pertanyaan Tribunpontianak.co.id.

Intan dan Jihan ternyata belum mengenyam pendidikan. Meski, umur mereka termasuk wajib belajar.

Intan dan jihan terdiam sesaaat, ketika ditanya apakah ingin bersekolah seperti anak-anak pada umumnya.

"Emmm... Masih pengin," katanya polos.

Proses evakuasi warga eks Gafatar di Sintang berlangsung tertib dengan kawalan pihak kepolisian bersama, TNI, dan intansi terkait. Mereka tiba dengan diangkut satu unit bus.

Tampak pula tumpukan harta benda seadanya, dan hewan ternak yang turut dibawa. KaDissosnakertras Sintang, Florensius Kaha mengungkapkan, para eks Gafatar tersebut sementara akan tinggal di Balai LBK Sintang, selama beberapa hari ke depan.

Kaha mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kalimantan Barat (Kalbar) terkait pemulangan mereka ke kampung asal.

"Kami tunggu kapan kapal ada ke Jakarta. Setelah dapat jadwal, kami kirim. Dari Sintang ke Pontianak, tetap tanggung jawab kami. Kami sudah melakukan rapat berkoodinasi dengan intansi terkait," ungkapnya.

Dia mengatakan, meski mereka menolak untuk dipulangkan, langkah evakuasi terpaksa diambil. Hal itu mengantisipasi, tindakan-tindakan yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Kabupaten Mempawah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved