Yang Ramai Dukung Jokowi, Yang Barter Jadi Pejabat

Jokowi dulu sempat menyatakan tidak akan bagi-bagi kursi. Namun, dalam politik, rupanya Jokowi juga harus kompromistis.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Bersama ribuan buruh, capres nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi), mengacungkan salam dua jari usai berorasi di halaman pabrik di Kawasan Berikat PT Daehan Global, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014). Dalam kesempatan itu, Jokowi mengajak buruh untuk selalu mengutamakan musyawarah dengan pengusaha untuk menyelesaikan berbagai masalah perburuhan. 

Selain itu, ada pula Refly Harun (mantan staf khusus Mensesneg) sebagai Komisaris PT Jasa Marga, Roy Maningkas (PDI-P) menjadi Komisaris PT Krakatau Steel, Jeffry Wurangian (Partai Nasdem) sebagai Komisaris BRI.

Tak hanya itu, pemilihan Wantimpres juga menjadi representasi pengakomodasian seluruh elemen pendukung utama Jokowii. 

Mereka yang ditunjuk yakni Sidarta Danusubrata (PDI-P), Suharso Monoarfa (PPP), Jan Darmadi (Nasdem), Rusdi Kirana (PKB), Yusuf Kartanegara (PKPI), Subagyo Hadi Siswoyo (Hanura), Abdul Malik Fadjar (Muhammadiyah), Sri Adiningsih (ekonom), dan Hasyim Muzadi (NU).

Kontroversi masih berlanjut saat Presiden Jokowi menyerahkan 33 daftar nama calon duta besar ke DPR pertengahan tahun lalu.

Ada delapan nama yang setidaknya menjadi pro dan kontra karena lagi-lagi merupakan politisi dari parpol pendukung.

Mereka adalah Safira Machrusah (NU, PKB) yang menjadi Duta Besar Aljazair, Helmy Fauzi (PDI-P) menjadi Duta Besar Mesir, Masekal Madya (Purn) Budhy Santoso (Hanura), Diennaryati Tjokrisuprihatono (Nasdem) sebagai Duta Besar Ekuador, Alexander Litaay (PDI-P) sebagai Duta Besar Kroasia.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved