AADC? 2 Bakal Jadi Film "Happy Ending" atau Menggantung?
Setelah 14 tahun publik menunggu, mengapa baru sekarang membuat sekuel film ini?
Ini tidak mudah, karena banyak tema yang perlu dieksplor.
Waktu kita membuat Petualangan Sherina dulu, juga ada demand untuk membuat sekuel. Tapi kita pikir, cukup sekali membuat film anak.
Untuk AADC?, ceritanya kan menggantung, jadi kita pikir sebaiknya biarkan AADC? apa adanya supaya tetap diingat (dikenang) dalam hati masyarakat.
Demand AADC? itu tidak pernah berhenti. Ada produk yang membuat versi film pendek, ada yang minta right untuk membuat short film.
Keinginan untuk melanjutkan terus datang, saya bilang lihat cerita dan story board-nya dulu.
Ternyata, permintaan tambah besar, semua rindu pada kelanjutan film ini.
Saya dan Riri (akhirnya) merasa, menarik kalau membikin sekuel dari remaja yang dulu tahun 2003. Mereka sudah melalui perjalanan hidup masing-masing selama 14 tahun.
Jadi, kita punya ruang untuk membangun karakter-karakter sejak 2002. Sebagai filmmaker, ketika challenge datang, itu menarik.
VOA:
Penonton tahun 2002 itu beda generasi dengan remaja sekarang. Apakah AADC? 2 bisa ditonton oleh generasi remaja sekarang?
Mira Lesmana:
Bukan cuma generasi 2002, film ini bisa ditonton generasi sekarang dan seterusnya. Anak sekarang tahu cerita AADC?
VOA: Sekarang publik penasaran dan ingin tahu bagaimana akhir cerita Cinta dan Rangga. Bagaimana menurut Mira?
Mira Lesmana:
Setiap orang mempunyai bayangan sendiri, seharusnya kalau melanjutkan AADC? jalan ceritanya seperti apa.
Bahkan, sekarang ada polling independen yang beredar di masyarakat, isinya seperti apa seharusnya kisah lanjutan film ini.
Kita harus menjauhi beban bahwa AADC? 2 ini harus sama dengan harapan penonton atau lebih tinggi.
Kalau kita berpikir seperti beban, itu otomatis akan limited.