Sri Lanka Jadi Satu-Satunya Negara Penyedia Donor Mata Terbanyak
Di seluruh dunia kebutuhan akan kornea selalu tak bisa dipenuhi karena banyaknya permintaan tak sebanding dengan ketersediaan donor.
Proses tersebut sudah dimulai oleh Hudson Silva di tahun 1964 dengan mengemas beberapa mata ke termos berisi es yang biasanya dipakai untuk teh, lalu dibawa dengan tangan dalam penerbangan ke Singapura.
Pada tahun 2014, organisasi tersebut telah mengekspor 2.551 kornea, termasuk 1000 ke Tiongkok, 850 ke Pakistan, 250 ke Thailand, dan 50 ke Jepang.
Sri Lanka bisa menjadi donor utama kornea berkat jasa Silva. Ia pertama kali menyerukan pentingnya donor mata saat masih menjadi mahasiswa di tahun 1958. Dalam sebuah artikel di koran, ia mendorong warga Sri Lanka untuk "memberi hidup pada mata yang mati."
Tahun berikutnya ia sudah menerima satu kornea dan menyimpannya di kulkas pribadinya, bercampur dengan telur dan mentega.
Lalu saat ibunya meninggal di tahun 1960, kornea matanya didonorkan pada seorang petani miskin yang buta. Berkat donasi itu penglihatan si petani bisa dipulihkan. Saat itu Silva menerima simpati yang besar di negerinya.
Para biksu Budha juga berperan besar dalam mendorong donasi dan mengajarkan orang untuk melihat pemberian itu sebagai "dana" yang akan membantu mereka saat reinkarnasi.
Negara penerima
Di negara-negara Muslim ada larangan untuk merusak tubuh manusia, sebelum dan setelah kematian. Itu sebabnya mendonorkan organ tak terlalu populer. Karena itulah Pakistan dan Mesir menjadi penerima utama kornea dari Sri Lanka.
Malaysia, Nigeria, dan Sudan juga berada dalam daftar 50 negara yang menjadi tempat tujuan ekspor kornea tersebut.
Kornea merupakan jaringan yang paling mudah dicangkokkan karena tidak diperlukan kesesuaian antara donor dan penerima. Kornea juga tidak membutuhkan darah dan mengambil oksigen langsung dari udara.
Kornea juga dapat diambil dari orang tua dan bisa dicangkokkan ke mata anak kecil. Jika donor berusia lebih dari 80 tahun memang ada kemungkinan kornea tidak cocok, tapi ada laporan yang menyebut biksu berusia 86 tahun memberikan korneanya ke bocah berusia 9 tahun di Yordania.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/ilustrasi-bola-mata_20160206_121929.jpg)