Kisah Kakek 80 Tahun yang Setiap Hari ke Rumah Pelacuran di Kalijodo
Namun pagi tadi, Santi sedang malas melayani sang kakek. Karena itu, Akiong mencari wanita lain di dalam rumah bordil.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Kakek Akiong, begitu para pekerja seks komersial (PSK) di Kalijodo memanggil pria usia 80 tahun tersebut.
Kamis (11/2/2016), kakek yang tampak bongkok itu memilih duduk di sebuah warung kecil, dengan dua bangku berderet.
Warung kecil tersebut menjual mi instan, rokok, dan minuman ringan.
Letak warung itu hanya beberapa langkah dari sebuah rumah pelacuran di Kalijodo, tepatnya di RW 5, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Di warung tersebut, kakek Akiong memesan secangkir kopi hitam dan duduk di samping seorang wanita berbadan agak gemuk, dengan rambut terurai.
Wanita itu bernama Santi. Akiong terlihat duduk agak masuk ke dalam warung karena menghindari tetesan air hujan.
Sebelum meninggalkan warung, Akiong membayarkan minuman yang dipesan dua perempuan, termasuk Santi yang menemaninya duduk di warung.
Saat Akiong mengeluarkan uang dari dompet, seorang perempuan lain berbadan gemuk datang.
Perempuan itu mengambil beberapa minuman, lalu meminta pemilik warung untuk menagih uangnya ke sang kakek.
Tanpa basa-basi, Akiong membayarkan minuman tersebut. Ia lalu berjalan tertatih-tatih ke dalam rumah bordil.
"Biasanya, dia masuk (bercinta) dengan perempuan itu (Santi)," kata pemilik warung yang hampir setiap hari didatangi sang kakek.
Namun pagi tadi, Santi sedang malas melayani sang kakek. Karena itu, Akiong mencari wanita lain di dalam rumah bordil.
"Banyak yang mau sama dia. Orang enggak ngapa-ngapain kok, lalu dikasih Rp 150.000," ujar pemilik warung kepada Wartakotalive.com, Kamis.
Tak ada yang tahu nama lengkap sang kakek. Selama ini, para PSK memanggil pria itu dengan nama kakek Akiong.
Penghuni Kalijodo mengetahui umur Akiong dari anak pria itu, yang beberapa kali datang menjemput ayahnya.