Pembacokan di Terminal Rajabasa
Manajemen BRT Anggap Kasus Pembacokan Sopir Sebagai Masalah Pribadi
Menurut Direktur Utama (Dirut) BRT Bandar Lampung, I Gede Jaelantik, persoalan tersebut merupakan masalah individual antara sopir angkot dan BRT
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Ridwan Hardiansyah
lihat foto
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Solichin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Manajemen BRT menyerahkan persoalan sopir mereka yang dibacok sopir angkutan kota (angkot) kepada pihak berwajib.
Menurut Direktur Utama (Dirut) BRT Bandar Lampung, I Gede Jaelantik, persoalan tersebut merupakan masalah individual antara sopir angkot dan BRT, terkait perebutan penumpang.
"Jadi untuk persoalan tersebut, kami serahkan sepenuhnya dengan aparat kepolisian untuk menindaklanjuti. Namun, kami BRT tetap berkomitmen untuk tetap berbarengan dengan pihak PPPABL, dalam memajukan angkutan transportasi di Bandar Lampung," tuturnya, Selasa (1/3/2016).
Ia pun menjelaskan, pihaknya dari awal sudah membuat kesepakatan dengan PPPABL, untuk saling menghargai dengan menjalankan tugas masing-masing, dan berharap tidak bersinggungan.
"Namun, namanya persaingan itu wajar, apalagi di dalam dunia usaha. Kami pada prinsipnya, fleksibel dan persilakan masyarakat untuk memilih angkutan transportasinya. Jadi, mau naik angkot atau pun BRT, silakan dikembalikan ke masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Faisal Tanjung (33), sopir BRT Bandar Lampung dibacok seorang sopir angkot jurusan Tanjungkarang-Rajabasa. Peristiwa tersebut terjadi di Terminal Rajabasa, Jumat (26/2/2016) siang.
Akibatnya, Faisal mengalami luka bacok di bagian kepala. Faisal pun sempat dirawat di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM).
"Ini gara-gara rebutan penumpang. Angkot itu ambil penumpang saya di wilayah yang bukan trayeknya di Jalan Kartini," ujar Faisal saat diwawancarai di RSUAM.
