(VIDEO) Kisah Sadis Enam Pemuda Bantai Seorang Pelajar SMKN 2 Bandar Lampung
Mereka lalu membuang jenazah korban ke semak belukar di Jalan Raden Imba Kesuma.
Penulis: wakos reza gautama | Editor: Heribertus Sulis
Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUN LAMPUNG.CO.ID - Kepala Polresta Bandar Lampung Komisaris Besar Hari Nugroho mengatakan, pembunuhan terhadap Dwiki Sopian diduga berencana.
Kejadian ini bermula ketika Dwiki datang ke Lapangan Saburai pada Minggu (6/3/2016) sekitar pukul 02.15 wib.
Dwiki ke Saburai hendak membantu temannya yang ban motornya pecah.
Kehadiran Dwiki dilihat RH. RH menghubungi KRF memberitahu ada Dwiki di Saburai. KRF lalu datang ke Saburai bersama OR dan DN mengendarai mobil.
Di Saburai, KRF mengajak ngobrol Dwiki. Setelah itu, para tersangka membawa Dwiki ke tempat paman KRF di Jalan ZA Pagar Alam.
"Sampai di halaman rumah pamannya, para tersangka merencanakan pembunuhan," ujar Hari, Jumat (11/3/2016).
Tersangka DN memegang tangan korban. KRF lalu menusuk Dwiki berulang kali menggunakan pisau yang ada di pinggangnya.
Dwiki berteriak. Pada saat itu, kata Hari, OR membekap mulut Dwiki. KRF lalu mengambil pedang di mobil dan menusukkan ke Dwiki berulang kali.
Saat itu datang tersangka FR dan RH ke lokasi sembari membawa sepeda motor Dwiki yang ditinggal di Saburai. Pada penusukan berlangsung, tersangka IAP yang berada di dalam rumah terbangun.
Hari mengatakan, IAP melihat korban bersimbah darah.
Bukannya menolong Dwiki, IAP mengambil pisau dan lakban di rumahnya.
Pisau dan lakban diserahkan ke KRF. "KRF melakban mulut Dwiki lalu kembali menusuk berulangkali memakai pisau pemberian IAP," terang Hari.
Pada saat korban sekarat, para tersangka membersihkan lokasi pembunuhan dan menyembunyikan sepeda motor korban.
Keenam tersangka membawa jasad Dwiki ke dalam mobil KRF.