Pasutri Aniaya Anak Kandung
BREAKING NEWS: Setiap Ada Tamu, Pasutri Ini Kurung Anaknya di Lemari
Pada saat yang sama, N ada di ruang tengah. Sutriah menyuruh anaknya masuk ke dalam kamar. Sutriah lalu mengurung anaknya itu di dalam lemari kamar.
Penulis: wakos reza gautama | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pasangan suami istri (pasutri) Eko dan Sutriah yang menjadi tersangka kasus penganiayaan anak mereka N (11) selalu menutupi perbuatan mereka. Hal itu terungkap dalam rekonstruksi kasus tersebut.
Pada salah satu adegan rekonstruksi, memperlihatkan saat ada seorang tamu datang berkunjung ke rumah Eko. Tamu tersebut disuruh masuk ke ruang tengah.
Pada saat yang sama, N ada di ruang tengah. Sutriah menyuruh anaknya masuk ke dalam kamar. Sutriah lalu mengurung anaknya itu di dalam lemari kamar.
Baca Juga: Di Dapur, Ibu Ini Tempelkan Pisau Panas dan Olesi Balsam Alat Vital Putri Kandungnya
"Setiap ada tamu datang, kedua tersangka ini mengurung korban di dalam lemari. Mereka menyembunyikan anaknya agar tidak ketahuan sering menganiaya korban," jelas Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung Komisaris Dery Agung Wijaya, Selasa (29/3/2016).
Petugas Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung menggelar rekonstruksi penganiayaan N (11), oleh ibu kandungnya Sutriah dan ayah tirinya Eko, Selasa (29/3/2016).
Rekonstruksi digelar di rumah pasangan Eko dan Sutriah, di Jalan Teuku Cik Ditiro, Gang Melati I, Kemiling.
Diberitakan sebelumnya, N menuturkan, dirinya tinggal bersama ibu kandungnya, Sutriah dan ayah tirinya yakni Eko. Bocah yang putus sekolah di bangku kelas tiga SD itu, mengaku sering dimarahi oleh ayah dan ibunya.
Tak jarang pula ketika ayah dan ibunya bertengkar, N yang menjadi pelampiasan amarah keduanya. "Ayah sama ibu kan di rumah terus. Jadi kalau ayah marahi ibu, pasti marahi saya juga. Sehabis itu ibu yang marahi saya. Kalau sudah begitu saya dipukul sampai nangis," kata N.
Ia mengisahkan pernah kerap pukulan baik pakai tangan maupun pakai alat. Satu hal yang masih diingatnya adalah ketika dipukul pakai kursi. "Ini bekas lukanya," ucap N sembari menunjukkan bekas luka kepada Tribun.
Cukup banyak bekas luka di sekujur tubuh N akibat penganiayaan yang dilakukan orangtunya. Antara lain, di tangan, perut, dada, dahi, dan kaki. Tidak hanya itu, gigi bagian bawah sebelah kiri pun tanggal karena dicabut paksa oleh ibu kandungnya dengan menggunakan tang.
Baca Juga: Suami Istri Ini Berbantahan Terkait Cara Menyiksa Anak Mereka
Saat ini N mencoba melupakan kenangan buruk dalam hidupnya. Sejak tinggal bersama bibinya, ia mengaku kini tidak lagi merasa takut. "Saya sudah gak takut lagi, tapi mau sekolah. Ingin kayak teman-teman bisa sekolah," ujarnya.
Keinginan N bukan itu saja. N mengaku tidak ingin lagi bertemu dengan ayah tirinya tersebut. Namun, ia tetap memendam hasrat untuk bisa tinggal bersama ibunya. Menurut dia, adik tirinya masih membutuhkan belaian kasih sang ibu.
"Pokoknya saya minta ayah dipenjara dan ibu urus adek, karena adek masih kecil. Saya benci ayah. Ayah itu jahat," ucapnya.