Headline News Hari Ini
Eks Lokalisasi yang Masih Beroperasi, 30 Menit Rp 150 Ribu
Ria lalu menarik tangan dan mempersilakan saya duduk di tembok setinggi sekitar 30 centimeter, yang menjadi pagar kafe dengan jalan kompleks. Kakinya
Penulis: tak ada | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Tri Purna Jaya/Romi Rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Matahari baru saja tiba di titik tertingginya saat Tribunlampung.co.id masuk ke kompleks eks lokalisasi prostitusi di kawasan Pemandangan, Way Lunik, Panjang, Bandar Lampung, beberapa waktu lalu.
Geliat keramaian yang biasanya menguar tak nampak, di antara kafe-kafe yang bercampur dengan permukiman warga setempat itu. Hanya ada, beberapa anak bermain sepeda dan layang-layang di jalan kompleks.
"(Kafe) di sini ramainya sore atau malam. Terus lanjut deh sampai pagi. Jangan sampai salah masuk (rumah warga) ya. Hahaha... Kalau kafe biasanya meriah gitu. Banyak lampu dan ada cewek-ceweknya," kata Parman, warga setempat yang menemani saya berkeliling hari itu.
Suara perempuan muda sedikit cempreng memutus percakapan saya dengan pemuda tanggung tersebut. Nada suara perempuan itu mengajak saya untuk mampir ke sebuah kafe, yang berada di pertigaan, sekitar 30 meter dari balai desa.
"Om, om! Sini, Om! Mampir aja (ke) sini," panggil perempuan berambut seleher yang dicat pirang itu. Ia mengenakan kaus ketat warna oranye bergambar Jembatan Ampera di bagian dada. Rambutnya masih terlihat basah. Tangannya memegang sebungkus rokok rendah tar dan korek api gas.
"Panggil aja Ria," kata perempuan bertubuh sintal dan tinggi semampai itu. Ria mengaku berusia 26 tahun dan bukan berasal dari wilayah Lampung. "Plaju, Palembang. Tau kan, Om?" ujar dia.
Ria lalu menarik tangan dan mempersilakan saya duduk di tembok setinggi sekitar 30 centimeter, yang menjadi pagar kafe dengan jalan kompleks. Kakinya lalu mencaklung di tembok seraya duduk santai di kursi plastik warna hijau.
Di sisi kanan Ria, ada tiga perempuan muda lain yang bergaya sama. Duduk bersandar sambil mengisap rokok.
Obrolan bernada basa-basi pun berlanjut. Sampai pada akhirnya, Ria menyebutkan nominal jika ingin berkencan dengan durasi singkat. "Rp 150 ribu, Om," sebutnya.
Namun, kata Ria, jika berkencan di dalam kamar yang disediakan oleh kafe, hanya dibatasi selama 30 menit.
"Makanya kalau mau agak lama, keluar aja. Tapi, bisanya kalau siang. (Kalau) malam nggak boleh," katanya.
Baca Selengkapnya di TRIBUN LAMPUNG CETAK Edisi Hari Ini, Kamis, 7 April 2016.