SD Ini Adakan Kegiatan Makan Mi Instan, Orangtua Protes Tapi Takut Anak Dibully
"Di rumah, kami melarang anak-anak untuk menyantap makanan instan. Tapi ini di sekolah, malah diajarkan," keluh orangtua
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SURABAYA - Sejumlah orangtua dari salah satu SD negeri di Surabaya, resah dengan adanya surat permintaan izin, agar siswa diperbolehkan mengikuti kegiatan makan mi instan merek tertentu.
Salah satu orangtua - yang minta namanya disamarkan - mengaku tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan itu.
"Di rumah, kami melarang anak-anak untuk menyantap makanan instan. Tapi ini di sekolah, malah diajarkan," keluh orangtua yang namanya minta disebut sebagai Nuri itu kepada Surya, Jumat (8/4/2016).
Sementara bila dirinya tidak mengizinkan, anaknya takut di-bully teman-temannya.
"Anak saya sebenarnya penasaran sama mi instan. Bilang teman saya boleh, mengapa saya tidak boleh. Sudah saya jelaskan, tapi sekarang malah ada kampanye di sekolahnya untuk makan," lanjut Nuri.
Menurut Nuri, dia trauma untuk melapor ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Karena setiap laporan yang disampaikan, jawabannya adalah, "Silakan, kalau anak Ibu tidak diizinkan. Itu kan sudah ada suratnya."
"Ya sudah, saya tidak izinkan anak saya saja," kata Nuri.
Wali murid lainnya, yang namanya juga tidak mau dipublikasikan, mengaku dilema.
Apalagi dalam salah satu program Adiwiyata sekolah di Kota Surabaya, ada larangan untuk mengonsumsi makanan instan.
"Yang saya tahu, program Adiwiyata di sekolah mewajibkan makanan sehat dengan sumber pangan segar. Sayur-sayuran, ikan, dan buah," tandasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/mi-instan_20160115_233116.jpg)