Usai Operasi, Pemuda 14 Tahun Ini Malah Jadi Tak Bisa Bicara

Dia memang memiliki kartu BPJS Kesehatan. Namun ketika kartu itu dipakai, RS yang dituju selalu penuh.

Kompas.com
Jaslian (36) menggendong Irvan Daus (kiri) dan kondisi Irvan saat ini (kanan). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KAYONG UTARA - Sudah delapan bulan Irvan Daus (14) terbaring tak berdaya. Seluruh badannya terlihat kaku. Bahkan, Irvan juga tidak bisa bicara akibat penyakit yang dideritanya, tumor otak.

Irvan hanya bisa menggerakkan tangannya, itu pun tidak bisa dilakukan secara normal. Selama delapan bulan pula, Irvan tidak bisa menggerakkan kedua kakinya untuk berjalan.

"Kondisi sekarang tidak bisa bicara, tidak bisa berjalan, hanya terbaring di kamar. Kalau miring, dimiringkan badannya. Selebihnya hanya telentang," ujar Jaslian (36), ayah kandung Irvan, kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2016).

Kondisi tersebut dimulai sejak Irvan menjalani operasi di RS Promedika, Pontianak, pada Agustus 2015. Sejak itu, Irvan tidak bisa masuk sekolah karena sakit.

"Dia kelas I di SMP Negeri 5 Kayong Utara. Selama sakit, tidak pernah masuk sekolah karena kondisi itu," katanya.

RS BPJS penuh

Berbagai upaya telah dilakukan Jaslian demi kesembuhan anak pertamanya itu. Awalnya, dia membawa Irvan ke klinik setempat. Karena tidak ada perubahan, Irvan pun kemudian dibawa ke RSUD Sudarso.

"Awalnya dibawa ke RS Sudarso karena peralatan tidak ada, kemudian dibawa ke RS Antonius. Di sana juga tidak ada. Akhirnya, dibawa ke RS Promedika," katanya.

Untuk biaya pengobatan, kata Jaslian, dia sudah mencoba menggunakan fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Namun, RS Sudarso saat itu sedang penuh.

Melihat hal itu, Jaslian kemudian membawa anaknya ke RS Antonius, tetapi di sana anaknya tidak bisa ditangani pihak rumah sakit karena tidak ada peralatan yang memadai.

Dari RS Antonius, Irvan dirujuk ke RS Promedika, lalu dioperasi dan dirawat selama satu minggu. Biaya operasi dan perawatan mencapai Rp 70 juta.

Untuk menutupi biaya tersebut, Jaslian harus menjual harta benda, termasuk menggadaikan rumah yang ditempati saat ini. Itu pun belum cukup untuk membayar total biaya operasi dan perawatan Rp 70 juta. Jaslian masih menyisakan utang sebesar Rp 30 juta.

Kendati sudah dioperasi, kondisi Irvan belum berubah.

Jaslian tidak putus asa untuk berusaha mengobati anaknya hingga sembuh. Namun, dia kini kekurangan uang untuk membayar pengobatan karena harta bendanya sudah habis.

Dia memang memiliki kartu BPJS Kesehatan. Namun ketika kartu itu dipakai, RS yang dituju selalu penuh.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved