Algojo Berbadan Besar: Terpidana Mati Minta Rokok, Bukan untuk Berdoa
Wanita lebih tahan lama terhadap eksekusi ketimbang pria saat kepala mereka dipenggal.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-Seorang algojo terkenal di Arab Saudi mengatakan terpidana mati wanita lebih tahan lama terhadap pemancungan dibandingkan laki-laki.
Itulah sebabnya metode eksekusi diganti dengan penembakan.
Abu Bandar Al Bishi, algojo berbadan besar dan telah banyak memenggal terpidana di tempat umum di Teluk Raya, menambahkan sebagian besar terpidana mati yang dibawa ke tempat eksekusi tampak 'setengah mati'.
Dikutip koran Saudi, Sabq, ia membantah gosip di media sosial yang menyebutkan terpidana mati telah dibius sebelum dieksekusi.
"Mereka dibawa tidak dibius. Tak ada intervensi medis dalam pelaksanaannya. Mereka hanya tampak setengah mati," kata Bishi.
"Wanita lebih tahan lama terhadap eksekusi ketimbang pria saat kepala mereka dipenggal. Karenanya diganti dengan penembakan," imbuhnya.
Dia mengatakan banyak narapidana membuat permintaan sebelum dieksekusi, salah satu meminta rokok.
"Tentu saja kami tidak memberinya rokok," katanya.
Bishi mengatakan ia menggunakan pistol untuk mengeksekusi wanita dengan menembak kepalanya, bukan di jantung seperti petunjuk dokter.
"Aku menembak kepala mereka karena takut target tak mengenai sasaran," ucapnya. (emirates247.com)